DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Misteri Terjadinya Depopulasi di Jepang: Faktor Penyebab dan Dampaknya Terhadap Indonesia

image
Misteri penurunan jumlah penduduk alias depopulasi di Jepang: faktor penyebab dan dampaknya terhadap Indonesia

ORBITINDONESIA.COM – Depopulasi di Jepang merujuk pada penurunan penduduk secara signifikan dalam kurun waktu tertentu di negara Jepang.

Fenomena depopulasi di Jepang ini terjadi karena tingkat kelahiran yang rendah dan harapan hidup yang tinggi, yang mengakibatkan populasi negara tersebut semakin menua dan berkurang.

Depopulasi di Jepang memiliki dampak yang luas terhadap berbagai aspek masyarakat, ekonomi, dan sosial Jepang termasuk bagi Indonesia.

Baca Juga: Bikin Bangga! TNI AL Tempati Posisi 4 Dunia Sebagai Angkatan Laut Terkuat di Dunia, Lampaui Jepang dan Korsel

Meski pemerintahnya telah mencoba membuat berbagai kebijakan khusus untuk mengatasi depopulasi yang terus terjadi di negaranya.

Beberapa kebijakan tersebut seperti mendorong peningkatan tingkat kelahiran, mendukung pekerjaan perempuan, dan mengadopsi kebijakan imigrasi yang lebih terbuka.

Namun, depopulasi tetap menjadi tantangan serius yang membutuhkan pendekatan komprehensif dan berkelanjutan.

Baca Juga: Media Jepang Lihat Potensi Timnas Indonesia Bisa Menjadi Kekuatan yang Menakutkan di Piala Asia 2023

Jepang sendiri dikenal sebagai sebuah negara kepulauan yang terletak di Asia Timur dengan harapan hidup penduduknya yang tinggi.

Meski memiliki prestasi tersebut, Jepang saat ini menghadapi tantangan serius dalam bentuk penurunan jumlah penduduk.

Dalam beberapa tahun terakhir, penurunan populasi Jepang telah menarik perhatian global.

Baca Juga: Tuhan Tidak Laku di Lima Negara Ini: China, Jepang, Swedia, Ceko, dan Estonia

Pasalnya penurunan populasi yang terjadi di Jepang sungguh memprihatinkan, akankah ini menjadi awal kepunahan para penduduk aslinya?

Nah, mari kita Simak faktor-faktor penyebab dari penurunan jumlah penduduk di Jepang serta dampaknya yang meluas dibawah ini, khusuanya bagi Indonesia.

Jepang telah menghadapi penurunan populasi yang berangsur-angsur dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Profil Lengkap Cerezo Osaka Yanmar Ladies, Klub Jepang yang Resmi Rekrut Zahra Muzdalifah untuk WE League

Pada Oktober 2022, jumlah penduduk Jepang mencapai 124.947.000 jiwa, menunjukkan penurunan sebesar 3,1 juta jiwa atau sekitar 2,5 persen dari tahun sebelumnya.

Fenomena depopulasi ini dapat dijelaskan oleh beberapa faktor:

1. Pekerjaan yang Demanding

Budaya kerja yang kuat di Jepang sering kali menyebabkan individu sibuk bekerja dan memiliki sedikit waktu untuk kehidupan pribadi, termasuk membentuk keluarga.

Baca Juga: Striker Timnas Putri Indonesia Zahra Muzdalifah Direkrut Klub Jepang Cerezo Osaka, Erick Thohir Bangga

Fokus yang berlebihan pada pekerjaan dapat menghambat keinginan untuk menikah dan memiliki anak.

2. Peran Gender Tradisional

Pola pikir tradisional tentang peran gender masih kuat di Jepang, di mana laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama.

Tuntutan pekerjaan yang tinggi pada laki-laki dan kurangnya dukungan untuk peran ganda dalam keluarga membuat beberapa pria enggan menikah dan memiliki anak.

Baca Juga: Ngeri, Timnas Indonesia Bakal Bersaing dengan Vietnam, Irak, Hingga Jepang di Piala Asia 2023

3. Pasar Pekerjaan yang Tidak Stabil

Penurunan peluang pekerjaan yang menarik dapat menghambat motivasi laki-laki untuk menikah dan membentuk keluarga.

Ketidakpastian ekonomi juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut.

4. Tingkat Kelahiran Rendah

Tingkat kelahiran yang rendah, yang mencerminkan keinginan berkurang untuk memiliki anak, juga menjadi penyebab penurunan jumlah penduduk.

Baca Juga: Indonesia Open 2023: Ganda Apriyani/Siti Fadia Harus Terhenti di Tangan Wakil Jepang

Beban ekonomi dan pekerjaan yang tinggi dapat menghambat pasangan muda untuk mempertimbangkan pernikahan dan keluarga.

Hal tersebut merupkan dampak yang nyata bagi kehidupan penduduk Jepang saat ini.

Dampak penurunan jumlah penduduk di Jepang memiliki dimensi yang luas sebagai berikut:

1. Penurunan Tenaga Kerja

Berkurangnya jumlah penduduk berarti penurunan tenaga kerja yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan produktivitas negara.

Baca Juga: Majelis Rendah Jepang Loloskan RUU Pemahaman LGBT yang Kontroversial

2. Pengurangan Pendapatan Pajak

Jumlah penduduk yang berkurang juga mengakibatkan penurunan jumlah kontributor pajak, yang dapat mempengaruhi pendapatan pemerintah untuk mendukung berbagai sektor.

3. Perubahan Struktur Sosial

Penurunan jumlah penduduk dapat mengubah dinamika sosial dan budaya Jepang, termasuk dalam hal nilai-nilai keluarga, tradisi, dan struktur sosial.

Meskipun berdampak negatif, penurunan jumlah penduduk ternyata juga dapat memiliki efek positif bagi sebuah negara.

Baca Juga: Berikut Ini Jadwal Tur Pramusim Manchester City di Jepang dan Korsel Juli Mendatang

Dampak positif yang dapat kita lihat adalah dari sisi penurunan polusi karena penggunaan transportasi yang lebih sedikit.

Selain itu juga ketersediaan lahan hijau yang lebih luas karena kebutuhan tempat tinggal dan makanan yang berkurang.

Sementara itu, kondisi depopulasi di Jepang sendiri juga dapat berdampak bagi Indonesia, beberapa diantaranya adalah:

Baca Juga: 5 Serial Film True Story Juni 2023, Ada Tom Holland Tentang Tragedi Nuklir Jepang hingga Komposer Legendaris

1. Tenaga Kerja Migran:

Jepang dapat mengalami kekurangan tenaga kerja karena depopulasi, sehingga mendorong negara ini untuk merekrut tenaga kerja migran.

Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan tingkat pengangguran, dapat menjadi sumber tenaga kerja untuk Jepang.

Ini dapat berdampak positif pada remitansi (uang yang dikirim kembali ke Indonesia oleh pekerja migran) dan ekonomi domestik Indonesia.

Baca Juga: Penyebab Jepang Dilanda Hujan Paling Parah Sepanjang Sejarah, Dua Juta Orang Disarankan Mengungsi

2. Peluang Pendidikan:

Depopulasi di Jepang dapat menciptakan peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar dan bekerja di Jepang.

Program pertukaran pelajar dan beasiswa dapat menjadi lebih tersedia, membuka jalan bagi pertukaran pengetahuan dan keterampilan antara kedua negara.

3. Perubahan Demografis:

Jika lebih banyak warga Jepang memutuskan untuk tinggal sendiri atau tidak memiliki anak, maka kebutuhan akan produk-produk tertentu, seperti peralatan rumah tangga, makanan, dan layanan kesehatan, dapat berubah.

Baca Juga: Jisoo BLACKPINK Absen Manggung di Jepang Setelah Terkonfirmasi Positif Covid 19

Hal ini dapat mempengaruhi ekspor dan investasi Indonesia ke Jepang.

4. Kebijakan Imigrasi Jepang:

Jika Jepang menerapkan kebijakan imigrasi yang lebih terbuka untuk mengatasi depopulasi, maka warga Indonesia dapat menjadi salah satu kelompok yang berpotensi mengisi kekosongan tenaga kerja di Jepang.

Namun, ini juga dapat memicu masalah tertentu seperti isu sosial dan kultural.

5. Pembangunan Infrastruktur:

Jika depopulasi di Jepang berlanjut, beberapa area atau kota mungkin mengalami penurunan penduduk dan aktivitas ekonomi yang lebih rendah.

Baca Juga: Piala Dunia U20: Kalahkan Jepang, Israel Lolos ke 16 Besar Dampingi Kolombia

Ini mungkin mengurangi permintaan untuk produk dan layanan tertentu yang diekspor oleh Indonesia.

6. Kerja Sama Ekonomi:

Depopulasi Jepang dapat mendorong kedua negara untuk lebih mendalami kerja sama ekonomi.

Indonesia dapat mengambil peluang untuk menjual produk-produknya ke Jepang dan menjalin hubungan bisnis yang lebih kuat.

Demikianlah, penurunan jumlah penduduk di Jepang adalah tantangan yang kompleks dan multifaktor.***

Berita Terkait