Misteri Terjadinya Depopulasi di Jepang: Faktor Penyebab dan Dampaknya Terhadap Indonesia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 15 Agustus 2023 17:42 WIB
ORBITINDONESIA.COM – Depopulasi di Jepang merujuk pada penurunan penduduk secara signifikan dalam kurun waktu tertentu di negara Jepang.
Fenomena depopulasi di Jepang ini terjadi karena tingkat kelahiran yang rendah dan harapan hidup yang tinggi, yang mengakibatkan populasi negara tersebut semakin menua dan berkurang.
Depopulasi di Jepang memiliki dampak yang luas terhadap berbagai aspek masyarakat, ekonomi, dan sosial Jepang termasuk bagi Indonesia.
Meski pemerintahnya telah mencoba membuat berbagai kebijakan khusus untuk mengatasi depopulasi yang terus terjadi di negaranya.
Beberapa kebijakan tersebut seperti mendorong peningkatan tingkat kelahiran, mendukung pekerjaan perempuan, dan mengadopsi kebijakan imigrasi yang lebih terbuka.
Namun, depopulasi tetap menjadi tantangan serius yang membutuhkan pendekatan komprehensif dan berkelanjutan.
Baca Juga: Media Jepang Lihat Potensi Timnas Indonesia Bisa Menjadi Kekuatan yang Menakutkan di Piala Asia 2023
Jepang sendiri dikenal sebagai sebuah negara kepulauan yang terletak di Asia Timur dengan harapan hidup penduduknya yang tinggi.
Meski memiliki prestasi tersebut, Jepang saat ini menghadapi tantangan serius dalam bentuk penurunan jumlah penduduk.
Dalam beberapa tahun terakhir, penurunan populasi Jepang telah menarik perhatian global.
Baca Juga: Tuhan Tidak Laku di Lima Negara Ini: China, Jepang, Swedia, Ceko, dan Estonia
Pasalnya penurunan populasi yang terjadi di Jepang sungguh memprihatinkan, akankah ini menjadi awal kepunahan para penduduk aslinya?
Nah, mari kita Simak faktor-faktor penyebab dari penurunan jumlah penduduk di Jepang serta dampaknya yang meluas dibawah ini, khusuanya bagi Indonesia.
Jepang telah menghadapi penurunan populasi yang berangsur-angsur dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Oktober 2022, jumlah penduduk Jepang mencapai 124.947.000 jiwa, menunjukkan penurunan sebesar 3,1 juta jiwa atau sekitar 2,5 persen dari tahun sebelumnya.
Fenomena depopulasi ini dapat dijelaskan oleh beberapa faktor:
1. Pekerjaan yang Demanding
Budaya kerja yang kuat di Jepang sering kali menyebabkan individu sibuk bekerja dan memiliki sedikit waktu untuk kehidupan pribadi, termasuk membentuk keluarga.
Baca Juga: Striker Timnas Putri Indonesia Zahra Muzdalifah Direkrut Klub Jepang Cerezo Osaka, Erick Thohir Bangga
Fokus yang berlebihan pada pekerjaan dapat menghambat keinginan untuk menikah dan memiliki anak.
2. Peran Gender Tradisional
Pola pikir tradisional tentang peran gender masih kuat di Jepang, di mana laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama.
Tuntutan pekerjaan yang tinggi pada laki-laki dan kurangnya dukungan untuk peran ganda dalam keluarga membuat beberapa pria enggan menikah dan memiliki anak.
Baca Juga: Ngeri, Timnas Indonesia Bakal Bersaing dengan Vietnam, Irak, Hingga Jepang di Piala Asia 2023
3. Pasar Pekerjaan yang Tidak Stabil
Penurunan peluang pekerjaan yang menarik dapat menghambat motivasi laki-laki untuk menikah dan membentuk keluarga.
Ketidakpastian ekonomi juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut.
4. Tingkat Kelahiran Rendah
Tingkat kelahiran yang rendah, yang mencerminkan keinginan berkurang untuk memiliki anak, juga menjadi penyebab penurunan jumlah penduduk.
Baca Juga: Indonesia Open 2023: Ganda Apriyani/Siti Fadia Harus Terhenti di Tangan Wakil Jepang
Beban ekonomi dan pekerjaan yang tinggi dapat menghambat pasangan muda untuk mempertimbangkan pernikahan dan keluarga.
Hal tersebut merupkan dampak yang nyata bagi kehidupan penduduk Jepang saat ini.
Dampak penurunan jumlah penduduk di Jepang memiliki dimensi yang luas sebagai berikut:
1. Penurunan Tenaga Kerja
Berkurangnya jumlah penduduk berarti penurunan tenaga kerja yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan produktivitas negara.
Baca Juga: Majelis Rendah Jepang Loloskan RUU Pemahaman LGBT yang Kontroversial
2. Pengurangan Pendapatan Pajak
Jumlah penduduk yang berkurang juga mengakibatkan penurunan jumlah kontributor pajak, yang dapat mempengaruhi pendapatan pemerintah untuk mendukung berbagai sektor.
3. Perubahan Struktur Sosial
Penurunan jumlah penduduk dapat mengubah dinamika sosial dan budaya Jepang, termasuk dalam hal nilai-nilai keluarga, tradisi, dan struktur sosial.
Meskipun berdampak negatif, penurunan jumlah penduduk ternyata juga dapat memiliki efek positif bagi sebuah negara.
Baca Juga: Berikut Ini Jadwal Tur Pramusim Manchester City di Jepang dan Korsel Juli Mendatang
Dampak positif yang dapat kita lihat adalah dari sisi penurunan polusi karena penggunaan transportasi yang lebih sedikit.
Selain itu juga ketersediaan lahan hijau yang lebih luas karena kebutuhan tempat tinggal dan makanan yang berkurang.
Sementara itu, kondisi depopulasi di Jepang sendiri juga dapat berdampak bagi Indonesia, beberapa diantaranya adalah:
1. Tenaga Kerja Migran:
Jepang dapat mengalami kekurangan tenaga kerja karena depopulasi, sehingga mendorong negara ini untuk merekrut tenaga kerja migran.
Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan tingkat pengangguran, dapat menjadi sumber tenaga kerja untuk Jepang.
Ini dapat berdampak positif pada remitansi (uang yang dikirim kembali ke Indonesia oleh pekerja migran) dan ekonomi domestik Indonesia.
Baca Juga: Penyebab Jepang Dilanda Hujan Paling Parah Sepanjang Sejarah, Dua Juta Orang Disarankan Mengungsi
2. Peluang Pendidikan:
Depopulasi di Jepang dapat menciptakan peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar dan bekerja di Jepang.
Program pertukaran pelajar dan beasiswa dapat menjadi lebih tersedia, membuka jalan bagi pertukaran pengetahuan dan keterampilan antara kedua negara.
3. Perubahan Demografis:
Jika lebih banyak warga Jepang memutuskan untuk tinggal sendiri atau tidak memiliki anak, maka kebutuhan akan produk-produk tertentu, seperti peralatan rumah tangga, makanan, dan layanan kesehatan, dapat berubah.
Baca Juga: Jisoo BLACKPINK Absen Manggung di Jepang Setelah Terkonfirmasi Positif Covid 19
Hal ini dapat mempengaruhi ekspor dan investasi Indonesia ke Jepang.
4. Kebijakan Imigrasi Jepang:
Jika Jepang menerapkan kebijakan imigrasi yang lebih terbuka untuk mengatasi depopulasi, maka warga Indonesia dapat menjadi salah satu kelompok yang berpotensi mengisi kekosongan tenaga kerja di Jepang.
Namun, ini juga dapat memicu masalah tertentu seperti isu sosial dan kultural.
5. Pembangunan Infrastruktur:
Jika depopulasi di Jepang berlanjut, beberapa area atau kota mungkin mengalami penurunan penduduk dan aktivitas ekonomi yang lebih rendah.
Baca Juga: Piala Dunia U20: Kalahkan Jepang, Israel Lolos ke 16 Besar Dampingi Kolombia
Ini mungkin mengurangi permintaan untuk produk dan layanan tertentu yang diekspor oleh Indonesia.
6. Kerja Sama Ekonomi:
Depopulasi Jepang dapat mendorong kedua negara untuk lebih mendalami kerja sama ekonomi.
Indonesia dapat mengambil peluang untuk menjual produk-produknya ke Jepang dan menjalin hubungan bisnis yang lebih kuat.
Demikianlah, penurunan jumlah penduduk di Jepang adalah tantangan yang kompleks dan multifaktor.***