Pemboman Israel di Gaza yang Dibiarkan oleh AS Melemahkan Moralisme Barat di Ukraina
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 23 Oktober 2023 17:30 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pekan lalu, Presiden Biden menyampaikan pidato berapi-api yang menghubungkan konflik di Ukraina dan Israel.
Berbicara dari Ruang Oval, Biden mengatakan rezim diktator di Kremlin dan kelompok militan Islam Hamas “mewakili ancaman yang berbeda, tetapi mereka memiliki kesamaan: Mereka berdua ingin sepenuhnya memusnahkan demokrasi di negara tetangga.”
Memperluas dukungan terhadap perjuangan Kyiv melawan invasi Rusia dan kampanye Israel melawan Hamas di Jalur Gaza yang terkepung sangatlah penting, tegas Biden, dalam menunjukkan kepada negara-negara lain bahwa “kepemimpinan Amerika adalah yang menyatukan dunia.”
Baca Juga: David Beckham Dituduh Sering Berselingkuh dan Playing Victim oleh Rebecca Loos
Presiden Trump menyampaikan pernyataan ini sebelum mengumumkan proposal pendanaan baru sebesar $106 miliar, terutama dalam belanja pertahanan untuk mendukung Ukraina dan Israel.
Biden berpendapat bahwa dunia sedang berada pada “titik perubahan dalam sejarah,” dimana keputusan yang diambil oleh para pemimpin global kini kemungkinan besar “akan menentukan masa depan selama beberapa dekade mendatang.”
Politisi dan diplomat di negara lain juga mengakui keadaan dunia yang penuh tantangan ini, namun mereka tidak mengambil kesimpulan yang sama seperti yang dilakukan Gedung Putih.
Beberapa orang melihat lampu hijau bagi Amerika dalam serangan Israel di Gaza, dan mempertanyakan standar ganda yang tidak dapat ditutupi oleh retorika Biden.
Baca Juga: Usman Kansong: Jurnalisme Islam yang Tak Selesai Selesai
Terdapat rasa muak dan kemarahan universal setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, yang mengakibatkan pembantaian brutal terhadap sekitar 1.400 warga Israel dan menandai hari paling berdarah dalam sejarah negara Yahudi tersebut.
Namun enam belas hari kampanye pembalasan Israel di Gaza telah menewaskan 4.651 warga Palestina, menurut otoritas setempat, termasuk hampir 2.000 anak-anak.