DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Serangan Darat Israel di Gaza Terjadi Ketika Kelompok Militan Hamas Bebaskan Sandera Pertama

image
Hamas sudah bebaskan sandera pertama namun Israel menyerang warga Palestina di perbatasan Mesir

ORBITINDONESIA.COM - Di tengah kemelut peperangan yang terus berlanjut dengan Pasukan Militer Israel, Hamas sudah membebaskan dua orang sandera berpaspor Amerika Serikat.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyuarakan kegembiaraanya ketika menyambut dua warganegaranya, Natalie dan Judith Raanan, yang disandera oleh Hamas ketika menyerang Israel dua minggu lalu.

Namun sayangnya, ditengah kabar gembira ini, Pasukan Militer Israel malah melakukan penyerangan darat ke Gaza dimana ada jutaan penduduk Palestina menunggu bantuan di perbatasan Mesir.

Baca Juga: Israel Diduga Berencana Pindahkan Penduduk Palestina ke Mesir Ketika Negara Barat Mendukung Mereka

Otoritas Amerika Serikat berjanji bahwa mereka akan terus berupaya untuk membebaskan warga negara mereka yang sampai saat ini masih ditahan oleh Hamas.

Secercah harapan muncul dari benak keluarga ketika melihat Hamas mulai membebaskan sandera-sandera yang mereka tahan sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Pembebasan sandera ini diwarnai oleh aksi penyerangan yang dilakukan oleh Pasukan Militer Israel yang dengan tidak tahu malu menyerang perbatasan Mesir.

Baca Juga: Sikap Kompak NU dan Muhammadiyah Terkait Konflik Palestina-Israel

Wilayah tersebut saat ini menjadi tempat bagi lebih dari satu juta orang penduduk Palestina yang sedang menaruh harapan dan menagih janji tentang datangnya bantuan kemanusiaan.

Sesaat setelah pembebasan sandera pertama, Presiden Joe Biden setuju dengan saran dari wartawan bahwa Israel harus menunda invasi darat ke wilayah Gaza.

Penundaan tersebut dimaksudkan agar mereka bisa membebaskan lebih banyak sandera yang diperkirakan masih berjumlah 200 orang, dan 10 orang diantaranya merupakan warga Amerika.

Baca Juga: Pejabat Teras Spanyol Ingin Israel Dibawa ke Mahkamah Pidana Internasional Karena Kejahatan Perangnya

Pihak Gedung Putih mengatakan bahwa Biden tidak bisa mendengar pertanyaan yang disampaikan kepadaya ketika dirinya sedang naik ke Air Force One.

Direktur Komunikasi Gedung Putih, Ben LaBolt, mengatakan bahwa Biden tidak bisa mendengar pertanyaan lengapnya karena kondisi mesin pesawat yang berisik saat itu.

"Posisi Presiden jauh (dari wartawan) saat itu. Dia tidak bisa mendengar pertanyaan lengkapnya," kata LeBolt dikutip Orbitindonesia.com dari The Guardian 21 Oktober 2023.

Baca Juga: Hasil Kualifkasi Piala Eropa 2024: UEFA Putuskan Laga Belgia Melawan Swedia Imbang

"Pertanyaannya terdengar seperti: apakah anda ingin melihat lebih banyak sandera dibebaskan? (namun) dia tidak mengomentari hal lain," katanya.

Presiden Komite Palang Merah Internasional, Mirjana Spoljaric, mengatakan bahwa pembebasan sandera ini merupakan secercah harapan yang sangat langka.

Melalui sebuah statement yang dirilis pada Jum'at malam, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa upaya penyelamatan dan tindakan militer akan terus dilakukan oleh Israel.

Baca Juga: Ternyata Pertarungan Yuji Itadori Melawan Choso di Anime Jujutsu Kaisen Season 2 Terinspirasi Film Indonesia

"Dua orang korban penculikan kami saat ini sudah berada di rumah. Kami tidak menyerah dalam upaya memulangkan semua orang yang diculik dan hilang," kata Netanyahu dikutip Orbitindonesia.com dari The Guardian 21 Oktober 2023.

Pembebasan tersebut terjadi ditengah suasana putus asa dari penduduk Palestina di Gaza yang sampai saat ini masih belum melihat tanda-tanda akan adanya bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah mereka.

Media Palestina melaporkan bahwa pesawat tempur Israel menyerang enam rumah di Gaza Utara yang menewaskan 8 orang dan melukai 45 orang pada Sabtu pagi tadi.

Baca Juga: Update Konflik Israel Palestina: Rishi Sunak Lakukan Pembicaraan dengan Arab Saudi Setelah Kunjungi Yerusalem

Selain itu Patriarkat Ortodoks Yunani dan Denominasi Utama Kristen Palestina mengatakan bahwa Israel menyerang Gereja Saint Porphyrius yang berada di Kota Gaza.

Saint Porphyrius merupakan gereja tertua ketiga di dunia yang masih aktif dan menjadi tempat perlindungan bagi ratusan umat Kristen dan Islam selama perang berkecamuk.

Kantor media pemerintah yang dikelola oleh Hamas di Gaza mengatakan bahwa ada sedikitnya 18 orang warga beragama Kristen yang meninggal dunia akibat serangan tersebut.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Pegang Ucapan Gibran Ketika Lari Pagi Bersama, Komitmen Dukung Dirinya

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa jumlah korban meninggal akibat serangan Israel di rumah ibadah tersebut berjumlah 16 orang.

IDF mengatakan bahwa dia menolak tuduhan bahwa gereja menjadi sasaran penyerangan mereka. IDF bilang bahwa mereka sebenarnya sedang menyerang Pusat Komando Hamas yang berada di dekat sana.

"IDF dapat dengan tegas menyatakan bahwa gereja bukanlah sasaran serangan," kata perwakilan IDF dikutip Orbitindonesia.com dari The Guardian 21 Oktober 2023.

Baca Juga: 5 Destinasi Wisata di Indonesia yang Cocok untuk Mendinginkan Tubuh Menghadapi Cuaca Panas

 

Kantor Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan bahwa ada lebih dari 140.000 rumah yang rusak di Gaza, dan hampir 13.000 rumah hancur total disana.

Uri Raanan, ayah dari Nathalie Raanan yang baru saja dibebaskan oleh Hamas setelah ditahan selama 14 hari di Gaza tidak bisa menahan kegembiraanya ketika menyambut sang anak.

Nathalie dan ibunya Judith Raanan disandera oleh Hamas sejak penyerangan ke Israel pada tanggal 7 Oktober 2023 dan kini mereka berdua sudah bisa menghirup udara bebas.

Baca Juga: Penjelasan Hubungan Yuji Itadori dan Choso Serta Peran Kenjaku di Anime Jujutsu Kaisen Season 2

Presiden Joe Biden mengatakan bahwa dirinya sangat bahagia dengan pembebasan sandera tersebut dan berjanji akan melakukan segala upaya untuk membebaskan lebih banyak sandera.

"Kami telah bekerja sepanjang waktu untuk membebaskan warga Amerika yang disandera oleh Hamas. Kami tidak akan berhenti sampai kami mengamankan pembebasan mereka yang masih ditahan," kata Biden dikutip Orbitindonesia.com dari The Guardian 21 Oktober 2023.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengatakan bahwa dari total 200 orang sandera, 10 orang diantaranya merupakan warga negara Amerika.

Baca Juga: Tentara dan Polisi Tangkapi Mahasiswa yang Ingin Demo Politik Dinasti

Presiden Perancis, Emanuel Macron, mengatakan bahwa pembebasan dua sandera warga negara Amerika ini merupakan hasil yang sangat bagus.

Macron juga berharap bahwa pembebasan ini bisa membuka jalan untuk pembebasan sandera lain, khususnya warga negara Perancis, yang dikhawatirkan masih ditahan oleh Hamas.

Juru Bicara Militer Israel, Laksamana Daniel Hagari, mengatakan bahwa Israel masih terus berupaya untuk mengembalikan sandera lain dan beberapa orang yang masih hilang sampai saat ini.

Baca Juga: Hasil BRI Liga 1: Bali United Sukses Taklukkan Persebaya Surabaya, Privat Mbarga Cetak Brace

"Kami masih melanjutkan perang melawan Hamas dan sudah siap untuk tahap perang yang selanjutnya," kata Hagari dikutip Orbitindonesia.com dari The Guardian 21 Oktober 2023.

Israel saat ini sudah mengumpulkan tank dan pasukan mereka di dekat parimeter Gaza dan sudah siap untuk melakukan invasi darat.

Sebelumnya, Israel sudah banyak sekali melakukan pengeboman di wilayah Gaza yang menewaskan sedikitnya 4.137 orang termasuk anak-anak.

Baca Juga: Dukung Penerapan Ekonomi Karbon, BRI Fokus Terapkan Langkah Ini!

Sementara serangan Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober 2023 menewaskan sedikitnya 1.400 penduduk dan 203 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, diperkirakan akan menghadiri konferensi yang diselenggarakan oleh Presiden Mesir, Abdel Fatah Al-Sisi, dengan para pemimpin Arab, Eropa dan Afrika.

Konferensi ini rencanya akan dilaksanakan pada hari Sabtu dan fokus pembahasannya adalah seputar membangun tekanan untuk gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Analisis IPSOS Public Affairs, di Tengah Dilema Prabowo Subianto: antara Erick Thohir dan Gibran Rakabuming

Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan bahwa dirinya akan menjadi perwakilan dari negaranya dalam konferensi tersebut.

Para pemimpin dari Kuwait, Bahrain, Afrika Selatan, Italia, Spanyol, Yunani, Siprus, dan Uni Eropa juga menyatakan diri akan hadir dalam konferensi tersebut.

Inggris kabarnya akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri mereka, James Cleverly. Akan tetapi Amerika Serikat kabarnya tidak akan mengirimkan pejabat setingkat kabinet dalam konferensi.

Baca Juga: Pre Order iPhone 15 Series Resmi Dibuka, Cek Harga untuk Indonesia

Cleverly kabarnya akan menekankan keinginan dari Otoritas Inggris untuk mencegah penyebaran konflik regional dan mengurangi ancaman dari Hamas.

Itulah update terbaru dari perang antara Pasukan Militer Israel dengan Militan Bersenjata Hamas di Gaza, Palestina. Semoga perundingan PBB nanti bisa menjadi titik terang agar perang ini segera berakhir.***

Berita Terkait