Webinar Satupena, Satrio Arismunandar: Faktor Terpenting Bagi Bertahannya Pernikahan Adalah Komitmen
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 16 Februari 2023 20:30 WIB
ORBITINDONESIA - Faktor terjelas dan terpenting bagi bertahannya sebuah pernikahan adalah komitmen suami dan istri. Hal itu dikatakan Satrio Arismunandar, wartawan senior dan doktor filsafat dari Universitas Indonesia.
Satrio Arismunandar mengomentari tema webinar tentang pernikahan yang diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA. Webinar dengan pembicara konsultan pernikahan Rani Anggraeni Dewi itu berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 16 Februari 2023.
Satrio Arismunandar menjelaskan, kesimpulan yang dikatakannya itu berdasarkan penelitian tentang pernikahan dan perceraian di Amerika Serikat, yang angka perceraiannya sangat tinggi.
Baca Juga: Dewan Pers: Advertorial di Media Tak Boleh Diskreditkan Produk Lain
Mengapa komitmen begitu penting? Satrio mengutip pendapat Scott Stanley, seorang peneliti dan terapis perkawinan terkemuka di AS.
Stanley mendefinisikan komitmen sebagai ”memiliki pandangan jangka panjang tentang perkawinan, yang membantu kita agar tidak terbebani oleh masalah dan tantangan yang kita alami dari hari ke hari”.
“Memiliki dedikasi pribadi pada pernikahan kita melibatkan keinginan yang sungguh-sungguh untuk bersama dengan pasangan kita di masa depan dan memiliki identitas sebagai pasangan,” jelas Satrio.
“Ketika ada komitmen tingkat tinggi dalam suatu hubungan, kita merasa lebih aman dan bersedia memberi lebih. Mengembangkan tingkat komitmen ini dapat memakan waktu, saat kita belajar mengubah pola pikir,” lanjut Satrio.
Baca Juga: Dr HM Amir Uskara: Sambo, Henry, dan OJK-LPSK KSP
“Ketika tingkat komitmen tampaknya memudar, akan sangat membantu untuk mengingat saat-saat indah dalam hubungan kita dan pasangan,” tambah Satrio.
Perceraian sangat umum di AS. Hampir 50 persen dari semua pernikahan berakhir dengan perceraian atau perpisahan permanen. Komitmen telah terbukti menjadi faktor yang jelas, mengapa beberapa pasangan tetap bertahan bersama.
Mengutip data, Satrio memaparkan, diperkirakan 40 sampai 50 persen dari semua pernikahan pertama di AS akan berakhir dengan perceraian atau perpisahan permanen.
“Sedangkan sekitar 60 sampai 65 persen dari pernikahan kedua akan berakhir dengan perceraian,” lanjut Satrio.
Meskipun perceraian selalu menjadi bagian dari masyarakat Amerika, perceraian menjadi lebih umum dalam 50 tahun terakhir. Perubahan undang-undang telah membuat perceraian jauh lebih mudah.
Tingkat perceraian tertinggi yang pernah tercatat terjadi pada tahun 1970-an dan awal 1980-an. Tingkat perceraian telah menurun sejak saat itu, namun masih tetap tinggi.***