DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kisah Kesaktian Nenek Moyang yang Menjadi Cikal Bakal Nama Desa Kalisat di Jember

image
Ilustrasi desa. Kisah Kesaktian Nenek Moyang yang Menjadi Cikal Bakal Nama Desa Kalisat di Jember

ORBITINDONESIA- Percayakan kalian bila nenek moyang kita dikenal memiliki kesaktian yang mungkin sulit kita nalar.

Tapi terlepas benar dan tidaknya kesaktian tersebut, setidaknya kisah kearifan lokal tersebut bisa tetap lestari dan menjadi pelindung.

Salah satunya, kisah unik tentang kesaktian 3 orang bersaudara yang menjadi cikal bakal nama Desa Kalisat di Kabupaten Jember.

Baca Juga: Yuk Mengenal George Birnie Sosok Perintis Bisnis Tembakau Pertama Jember yang Mendunia

Asal usul Desa Kalisat menurut cerita orang-orang terdahulu dengan dasar dari cerita para sesepuh Desa Kalisat menceritakan hal-hal sebagai berikut :

Dahulu kala kurang lebih tahun 1685 sebelum tempat tempat sekarang ramai tersebut tiga saudara yaitu Buyut Halim, Buyut Mahin, dan Buyut Genduk.

Ketiga saudara memiliki nama asli Halim Joyo Laksono, R.Mahin Joyo Kusumo, R.Bakat Joyo Manguk.

Baca Juga: Yuk Mengenal Daerah Karisidenan Besuki, Sekarang Tapal Kuda, Surganya Kopi hingga Tembakau Cerutu Mendunia

Tiga orang tersebut bersaudara kakak beradik mengemban tugas mengembangkan siar islam ke Timur.

Suatu hari berangkatlah ketiga bersaudara tersebut dari arah Rembang Jawa Tengah.

Perjalanan tersebut berhari hari bahkan berbulan bulan keluar masuk daerah yang satu ke daerah yang lain sambil berdakwah mensiarkan agama islam.

Baca Juga: Polisi Sebut Korban Pencabulan Kiai di Pondok Pesantren Syariah di Jember Merupakan Anak di Bawah Umur

Perjalanan demi perjalanan sampailah tiga orang tersebut ke arah Surabaya.

Tepatnya daerah Jagir (sekarang Wonokromo) di daerah Jagir menetap beberapa bulan, bersilaturahmi ke pesantren Ampel, Giri dan tempat pesantren lainnya.

Maka ketiga orang tersebut melanjutkan perjalanan ke timur.

Raden Bakat berkata : “Kang mas meneruskan perjalanan ke timur, biar dimas mau ke utara pantai Madura.”

Sementara Buyut Halim menetap di daerah Gumuk Pakel, dia membuat gubuk kecil untuk melindungi dinginnya terik matahari.

Pada suatu tempat Raden Bakat bersama keluarganya hendak melintasi sungai (sekarang dinamakan sungai pelabuhan utara pahlawan Kalisat).

Karena keadaannya waktu itu sungai banjir, dengan tak disadarinya ditancapkannya tongkat yang ia miliki untuk menghela agar air tidak ketempat Raden Bakat dan keluarga.

Sementara itu sampai menunggu kecilnya sungai menanti keesokan harinya mungkin air sungai yang banjir itu bisa surut.

Dengan Tuhan yang maha kuasa, air yang tadinya banjir itu “sat”.

Sementara pada waktu itu pagi-pagi benar Nyi Genduk hendak mencuci pakaian ke sungai tersebut , sesampai ia di tempat yang dituju segera kembali, namun berpapasan dengan suaminya dan bertanya kepada Nyi Genduk yang dar sungai :

“Ada apa...kok balik?” Nyai Genduk menjawab, “Kaline Sat..!

Saat itulah sesuai dengan ramalan Raden Bakat mengatakan bila besok daerah ini terbuka sebagai lanjutan daerah ini diberi nama “Kali-sat”.***

Berita Terkait