Puisi Bocah Muslimah di Hari Natal
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 25 Desember 2022 08:48 WIB
Oleh : Denny JA
ORBITINDONESIA - Ayah,
Akankah Tuhan marah?
Aku seorang muslimah.
Selamat Natal ku ucapkan
Kepada temanku katolik dan Protestan?
Pak Ahmad tertegun dan terdiam.
Ludahnya tak sengaja tertelan.
“Apa yang harus Aku katakan?
Usia putri baru masuk tahun ke-sembilan.”
Haruskah aku ceritakan
Agama banyak aliran?
Ulama banyak tak sepaham?
Siapa menjadi pegangan?
Ayah, ujar putrinya,
yang benar yang mana?
Tuhan marah atau Tuhan suka,
jika selamat Natal aku ucapkan?
Lembut kepada putrinya
Pak Ahmad tanam mutiara.
"Anakku, nabi sudah tiada.
Yang tersisa hanya ulama.
Namun mereka tiada satu suara (1)
Ini prinsipnya.
"Lakukan saja untuk temanmu
apapun yang dirimu harap
dilakukan teman padamu.”
"Jangan lakukan pada temanmu
apapun yang dirimu tidak senang dilakukan teman padamu"
Esoknya sang putri riang.
“Ayah, temanku senang hatinya,
Katolik ataupun Protestan
Ketika kuberi ucapan
Selamat Natal.”
Pak Ahmad mencium kening Putri
Sang Putri, ia ajak menonton TV.
Planet Mars sudah dijelajah Amerika.
Jepang mengembangkan robotika.
Sang Putri, ia ajak melihat langit.
Di bintang yang paling terang
Bergantungan sinar
cahaya aneka rumah ibadah.
Kerlip aneka agama
dari hati manusia yang sama.
Di sanubari,
Pak Ahmad sedih.
Ia melihat Indonesia
masih berdebat soal itu itu juga.
Ucapkan Natal dari Muslim atau Muslimah,
Halal atau Haram? ***
Akhir Desember 2015
(Direvisi Akhir Des 2019)
Catatan
(1) https://islam.nu.or.id/post/read/100603/ragam-pendapat-ulama-soal-mengucapkan-selamat-natal