DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Saksikan Pertunjukan Wayang Orang PENDOWO BOYONG oleh TNI AL, Yudo Margono Berperan BIMASENA: Cek Tanggalnya

image
TNI AL Meluncurkan Pertunjukan Wayang Orang Pendowo Boyong.

ORBITINDONESIA - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) bersama Laskar Indonesia Pusaka (LIP) dan Paguyuban Wayang Orang Bharata yang didukung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, meluncurkan dan doa bersama pagelaran wayang orang “Pandowo Boyong”, di Gedung Olah Raga (GOR) Markas Besar TNI AL, di Cilangkap, Jakarta, Jumat 9 Desember 2022.

Pagelaran wayang orang ini, menurut siaran pers yang diterima OrbitIndonesia Sabtu 10 Desember 2022 dari Dinas Penerangan TNI AL adalah dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudra sekaligus melestarikan budaya kesenian wayang orang sebagai kesenian tradisional Indonesia.

Pagelaran wayang orang “Pandowo Boyong” ini rencananya akan dilaksanakan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Kamis, 15 Januari 2023.

Baca Juga: Vero Yudo Margono Ungkap Kisah Jadi Istri Anggota TNI AL, Uang Bulanan Kurang, Nyicil Beli TV dan Jam Tangan

Acara ini akan melibatkan seluruh lapisan masyarakat Indonesia lintas generasi dan berbagai kalangan para seniman wayang orang seperti para Bharata, Perwira Tinggi dan Prajurit TNI AL, para purnawirawan, tokoh-tokoh pecinta wayang orang serta sederet artis tanah air.

Perwira tinggi TNI AL yang didaulat untuk memerankan tokoh utama dalam lakon “Pandowo Boyong” mulai dari tokoh BIMASENA yang diperankan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono.

Prabu Puntadewa diperankan Pangkoarmada RI Laksdya TNI Heru Kusmanto sampai tokoh Jayajarata diperankan Kadispenal Laksma TNI Julius Widjojono.

Sementara dari kalangan artis, Choky Sitohang dipercaya memerankan Tokoh Arjuna, Putri Khairunnisa sebagai Dewi Gendari, dan Dewi Arimbi diperankan Marcella Zalianty.

Baca Juga: Kisah Haru Perjuangan Panglima TNI Yudo Margono, Sampai Pernah Tidur di Masjid

Dari tokoh masyarakat, Giok Hartono sebagai Bethari Pertiwi dan Aylawati Sarwono sebagai Banowati.

Keterlibatan TNI AL dalam Pagelaran Seni Budaya ini sebagai bukti bahwa TNI AL di bawah kepemimpinan Laksamana TNI Yudo Margono yang dikenal sebagai sosok Laksamana Budayawan ini sangat memperhatikan plestarian seni budaya warisan leluhur nenek moyang.

Pertunjukan wayang orang tersebut akan terasa lain dan istimewa, karena tidak dimainkan oleh oleh seniman profesional, tetapi rata rata diperankan oleh pejabat dan prajurit TNI Angkatan Laut sendiri.

Ini menjadi bukti bahwa TNI Angkatan Laut tidak main-main dalam mengambil peran aktif melestarikan kesenian wayang orang.

Baca Juga: Panglima TNI Yudo Margono Punya Suara Merdu, Nyanyiannya Kini Bisa Didengar Via Trebel

Yudo Margono dalam sambutannya menjelaskan bahwa usaha menjaga budaya asli Nusantara tersebut menjadi semakin penting di tengah serbuan pengaruh budaya asing sebagai dampak dari globalisasi hasil kemajuan teknologi informasi dan digital.

Dengan demikian TNI Angkatan Laut bertekad untuk ambil bagian dalam usaha melestarikan berbagai kekayaan budaya bangsa melalui tindakan-tindakan yang nyata. Sebagai salah satu wujudnya, dengan pagelaran wayang orang.

“Bangsa Indonesia seharusnya lebih memilih wayang sebagai tontonan sekaligus tuntunan dalam kehidupan. Tetapi, pada kenyataannya saat ini rakyat kita, khususnya generasi muda, lebih mengidolakan tokoh-tokoh superhero produk negara lain dibandingkan tokoh-tokoh pewayangan. Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk mengembalikan kecintaan masyarakat terhadap budaya sendiri,” ujar Yudo Margono.

Lakon Pendowo Boyong ini mengisahkan babak ketika lima orang ksatria bersaudara boyongan (pindah) dari kerajaan Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura.

Baca Juga: Jadi Istri Panglima TNI, Begini Cara Vero Yudo Margono Jaga Kebugaran di Tengah Kesibukan

Kepindahan itu untuk memerdekakan diri dari kekuasaan Kurawa. Mereka harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar dengan punya persenjataan lebih banyak. Namun berkat kesungguhan yang didasarkan niat baik, kstaria Pendowo (Pandawa) dapat memenangkan perang.

Intinya boyongnya Pandawa ke Astina menjadi pesan moral masyarakat agar lebih memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila.

Bahkan sosok dalam Pandawa Lima pun relevan dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila. Puntadewa (Puntodewo) adalah simbol ketuhanan yang menjadi sila pertama dalam Pancasila.

Bimasena (Bimoseno) yang adil dan penuh rasa kemanusiaan, mewakili sila ke dua Pancasila. Arjuna (Arjuno) mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang dinyatakan dalam sila ketiga Pancasila. Nakula (Nakulo) menyimbolkan sila keempat, yaitu permusyawaratan masyarakat. Sedangkan kembarannya, Sadewa (Sadewo) simbol dari sila kelima, keadilan sosial yang benar-benar adil.

Baca Juga: Panglima TNI Yudo Margono Punya 51 Bidang Tanah, Ini Total Harta Kekayaan Mantan KSAL Tersebut

Kolaborasi antara TNI AL dengan LIP dan Bharata ini adalah sebuah perpaduan yang tepat, yang mana LIP yang didirikan oleh Jaya Suprana pada tahun 2019, adalah wadah untuk mengayomi kearifan seni panggung lokal ke dalam taraf internasional yang merambah lebih dalam kepada seni panggung tradisi Indonesia dan bertujuan untuk membuat generasi milenial mengapresiasi karya bangsa.

Sedangkan Paguyuban Wayang Orang Bharata adalah sebuah paguyuban wayang orang yang didirikan di Jakarta pada tanggal 5 Juli 1972 dengan berbagai prestasi yang sudah diraihnya. ***

Berita Terkait