Denny JA: Budaya Betawi Perlu Diterjemahkan ke Pola Pikir Zaman Kini Jika Mau Bertahan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 02 Desember 2022 09:30 WIB
ORBITINDONESIA - Produk budaya di masa lampau dapat kembali populer dan relevan, jika ia diadaptasi dengan teknologi tinggi masa kini dan diterjemahkan dengan menggunakan pola pikir (mindset) masa kini. Secara implikasi, hal itu juga berlaku untuk budaya Betawi.
Hal itu diungkapkan oleh Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, dalam Webinar yang membahas Betawi dan Belenggu Perubahan Zaman. Webinar itu berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 1 Desember 2022.
Sebagai narasumber adalah Fawzy O’nishi, pengamat budaya Betawi. Diskusi ini dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Yeni Noerhayati.
Baca Juga: Korean Vibes: Fakta Unik Son Ye Jin Artis Nation First Love yang baru Melahirkan Putra Pertama
Menurut Denny, jika tidak ada perubahan yang signifikan, budaya Betawi mungkin akan tetap hadir karena dirawat sebagai bagian dari kekayaan budaya nasional. Tetapi ia tidak memberi kontribusi signifikan pada budaya global.
“Karena, jika budaya Betawi mau berperan signifikan, ia harus memiliki konten teknologi yang tinggi dan berada dalam mindset zaman ini,” tegas Denny.
Soal produk budaya lama yang sukses bertahan, Denny memberi contoh komik Spiderman, yang pertama kali terbit tahun 1962 atau 60 tahun yang lalu. Sosok Spiderman kini bisa kembali populer.
“Ini karena komik itu diterjemahkan dengan teknologi tinggi, dengan mindset yang sangat sesuai zamannya di masa kini. Maka ia menjadi film Hollywood yang begitu banyak ditonton,” ujar Denny.
Baca Juga: Andika Perkasa Benarkan Perwira PASPAMPRES Diduga Perkosa Prajurit Wanita KOSTRAD, Terancam Dipecat
Dalam budaya, seperti evolusi, juga ada prinsip survival of the fittest. Budaya yang bertahan adalah yang paling fit atau sesuai dengan zamannya. “Budaya masa lalu yang tidak lagi sesuai dengan zaman akan punah,” kata Denny.
Contoh, beberapa permainan anak-anak yang dulu populer kini hilang. Seperti permainan bakiak batok, tarik tambang, yang hanya bisa ditemui di peringatan 17 Agustusan. Tetapi juga muncul permainan baru, seperti online gaming, yang dulu tidak ada.
“Apakah budaya Betawi akan mengalami nasib seperti permainan anak-anak itu?” tanya Denny.***