DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Haidar Bagir: Kuhormati dan Kupelajari Semua Mazhab, Tapi Mazhab Hanyalah Mazhab

image
Haidar Bagir mengulas Sunni dan Syiah melalui pendekatan logika dan rasa. Kelahiran 20 Februari 1957, ia adalah pengusaha, filantropis, dan Presiden Direktur Mizan Group.

Oleh: Haidar Bagir, cendekiawan Muslim, pengamat mazhab.

ORBITINDONESIA - Bagi pengikut sebuah mazhab
Mazhabnya adalah penafsiran Islam yang benar

Bagi kaum Sunni, Sunnisme adalah penafsiran Islam yang benar
Bagi kaum Syiah
Syi'ahisme adalah penafsiran Islam yang benar
Tak apa
Semua baik-baik saja
Aku?
Aku percaya semua mazhab
atau manhaj adalah cara penafsiran yang absah (legitimate)

Baca Juga: Renungan dari Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A : Jalan pagi

Bisa diterima sebagai benar
Bagiku Sunnisme adalah absah
Syi'isme adalah absah

Tapi aku menolak identifikasi Islam dengan satu mazhab saja
Bahwa tak ada kebenaran di luar satu mazhab saja

Bagiku
Islam itu luas
Ia adalah ilmu Tuhan
yang tak terbatas

Suatu mazhab bisa benar
Tapi ia tak meliputi semua kebenaran Islam

Baca Juga: Hasil Liga 1: Persita Tangerang Menang Duel Lawan Bhayangkara FC, Hujan Gol di Wibawa Mukti

Bahkan pandangan-pandangan dalam satu mazhab
Mazhab apa pun
bisa mengandung kesalahan

Kita percaya Nabi Muhammad maksum
Bahkan pun jika
seperti kaum Syiah
Para Imam juga maksum, tapi

Para penafsir setelah Nabi bukan maksum
Juga setelah para Imam
Mereka bisa salah juga

Para ulama Syiah saja
setidaknya sebagiannya
Bilang bahwa kepercayaan kepada Para Imam bukanlah keniscayaan (dharuriyah) agama Islam

Baca Juga: Jadwal Liga 1: Duel PSM Makassar vs Persib Bandung Disiarkan Indosiar dan Vidio Senin Malam

Itu hanya prinsip (ushul) mazhab (Syiah)
Bagi para ulama seperti ini
Muslim tetap Muslim
yang paripurna
meski tak meyakini Imamah

Lalu soal penafsir
setelah Nabi dan Para Imam Itu?
Bukankah para penafsir di kalangan Sunnisme sendiri bisa berbeda pendapat?
Demikian pula dalam Syiahisme?

Imam Syafii katakan
"Pendapatku kuyakini benar, tapi berpeluang salah
Pendapat orang lain kuyakini salah
tapi berpeluang benar"

Maka, "Ketika hadits shahih (yang berbeda dengan pendapatku sebelumnya) ditemukan, maka itulah mazhabku (pendapatku sekarang)”

Baca Juga: Kapal Perang AS Berlayar Melalui Selat Taiwan, Pertama Kali Sejak Ketegangan Pelosi vs China

Akankah kita pikir bahwa para mujtahid dalam Syiahisme tak
juga mungkin salah?

Bukankah, juga,
sebagaimana para ulama Sunni,
para mujtahid Syiah banyak berbeda pendapat
di antara mereka sendiri?

Maka aku belajar dari mana saja
Ada banyak kebenaran dalam Sunnisme
Ada juga dalam Syiahisme

Bahkan juga ada dalam mazhab-mazhab lainnya
Tak juga aku percaya bahwa
semua yang ada di satu mazhab
benar belaka

Baca Juga: Jadwal Liga 1: RANS Nusantara FC Lawan Barito Putera Disiarkan Layanan Streaming Vidio Senin Sore

Para penafsir dan mujtahid itu memang adalah pewaris Nabi
Tapi apakah kita akan bilang bahwa
Sebaik apa pun mereka
Mereka maksum
seperti pendahulunya?

Aku buka dadaku
lapang-lapang
'tuk menerima kebenaran dari mana saja

Tapi tak kukunci akal
karunia-Nya kepadaku
Kubersihkan jiwaku
sebersih bisa

Kurendahkan hatiku
serendah-rendahnya

Baca Juga: Hasil Liga Italia: AC Milan Bungkam Bologna 2 - 0 di San Siro

Lalu kuminta petunjuk dari-Nya
Setelah itu?
Kan kukritisi pandangan dalam mazhab apa saja
Dan kuambil yang terbaik di antara semuanya
Semoga Allah ridha saja....***

Berita Terkait