Biodata Kadir, Sahabat Dekat Tessy Srimulat Pernah Jualan Permen Tape di Sekolah
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 29 Oktober 2022 13:35 WIB
ORBITINDONESIA - Berikut ini biodata Kadir, sahabat Tessy Srimulak, pelawak yang pernah merasakan hidup susah sebelum terkenal bersama grup lawak Srimulat.
Kadir, sahabat Tessy Srimulat rupanya pernah berjualan permen tape saat masih duduk di bangku sekolah.
Komedian berlogat khas Madura, Kadir, sahabat Tessy Srimulat ini mulai dikenal saat bergabung dengan grup lawak Srimulat.
Baca Juga: Ketua Umum PSSI Terdorong Lakukan Percepatan KLB, Sudah Sesuai Tahapan Aturan Organisasi
Tapi, Kadir, sahabat Tessy Srimulat sebelum mencapai kesuksesannya, Kadir mengalami hidup sulit hingga tak cukup uang untuk makan sekali.
Lantas, kisah hidup dan perjalanan karier Kadir?
Biodata Kadir, sahabat Tessy Srimulat
Kadir
Baca Juga: Ketua Umum PSSI Terdorong Lakukan Percepatan KLB, Sudah Sesuai Tahapan Aturan Organisasi
Dikutip dari wikipedia, pemilik nama asli Mubarak ini lahir di Lumajang, Jawa Timur pada 3 September 1951.
Pelawak yang dikenal dengan logat Madura tersebut memiliki darah Jawa dari ibu.
Selain itu, Kadir juga memiliki keturunan Arab dari sang ayah.
Kadir menjadi yatim piatu saat usianya masih 11 tahun.
Lulus SMP, ia memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya.
Dikutip dari Tribun Medan, Kadir memiliki istri bernama Safia Nur Syafiah.
Pernikahannya tersebut dikaruniai enam orang anak perempuan.
Mereka adalah Mona Rizqia, Layla Syafira, Sofia Nur Madaniya, Silvi Rizqia, Sabrina, dan Nabilla.
Jalani kehidupan yang keras
Kadir menjalani kehidupan yang keras saat menjadi anggota kelompok seni ludruk.
"Makan sehari sekali? Sering sekali, kita gajian mengandalkan penonton."
"Begitu kita mau main sore, misalnya, hujan deras, siapa yang mau nonton?"
"Enggak ada pemasukan," ungkapnya.
Baca Juga: Tokoh Muda Minahasa Sulawesi Utara Jenike Hesri Kampanyekan Antigolput Lewat Teknologi Informasi
Bahkan, Kadir menuturkan bahwa uang yang didapat tak cukup untuk membeli makan, walaupun hanya untuk sekali makan.
"Minimal kalau main ramai, malam Minggu itu bisa makan dua kali," tuturnya.
Akhirnya, Kadir membuat nasi liwet bersama teman-temannya.
Hal tersebut dilakukan demi mengatasi keterbatasan ekonomi.
Berjualan permen tape sambil sekolah demi ringankan beban ibu
Kadir harus membantu sang ibu saat ayahnya telah meninggal.
Masa-masa itu adalah masa-masa pahit dalam hidupnya.
"Saya kelas 4 SD, abah saya meninggal, saya panggil bapak saya itu abah."
"Tinggal ibu saya yang tidak pernah kerja, kebingungan."
"Mau tidak mau saya membantu," ujarnya.
Kadir, sahabat Tessy Srimulat rela berjualan permen tape sambil sekolah demi mendapatkan uang.
Kendati demikian, ia bersyukur dapat membantu meringankan beban ibundanya.
"Pulang saya dapat rezeki sendiri, tidak ganggu orang tua."
Terus baru saya ikut sandiwara ludruk," ujarnya.