DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Buku Karya Penulis Satupena tentang Tragedi Sepak Bola di Kanjuruhan Dibajak

image
Buku Satupena tentang tragedi Kanjuruhan yang dibajak.

ORBITINDONESIA - Buku terbitan Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena, yang bertema tentang tragedi sepak bola di stadion Kanjuruhan, telah dibajak.

Buku hasil bajakan itu berjudul sesuai buku aslinya, yakni Kenang, Kenanglah Kami yang Terbaring di Kanjuruhan.

Buku ini berisi kumpulan 31 tulisan anggota Satupena tentang tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022, yang menggegerkan dunia.

Baca Juga: BRI Liga 1 : Prediksi Persib Bandung Melawan Persija Jakarta, Duel Adu Gengsi Demi Tiga Angka

Buku asli Satupena hanya terbit dalam versi PDF dan tidak dicetak. Buku itu dibagikan gratis pada para anggota Satupena.

Namun, buku bajakan itu adalah versi cetak dan ditawarkan dengan harga Rp 80.000. Desain cover buku bajakan itu juga tampak berbeda dari versi buku aslinya.

Di buku versi bajakan, dicantumkan di cover seolah-olah buku itu diterbitkan oleh Satupena DKI Jakarta. Padahal buku versi aslinya diterbitkan oleh Satupena Pusat (Indonesia).

Pengurus Satupena DKI Jakarta mengatakan, pihaknya tidak terlibat dalam terbitnya buku bajakan tersebut dan tidak tahu-menahu.

Baca Juga: Empat Program Prioritas Panglima TNI Laksamana Yudo Margono

Sekjen Satupena Satrio Arismunandar, yang kebetulan menjadi editor buku versi aslinya, menduga buku itu dibajak karena isu Kanjuruhan cukup heboh secara nasional.

“Si pembajak buku itu tampaknya mengira, dengan mengangkat isu Kanjuruhan maka buku bajakan itu akan laris terjual,” ujar Satrio.

Menurut Satrio, tragedi Kanjuruhan adalah suatu peristiwa besar, dilihat dari dimensi manapun. Apalagi dilihat dari dimensi kemanusiaan, di mana nyawa manusia sangat berharga.

Dalam dunia sepak bola, ini juga tercatat sebagai salah satu sejarah kelam.

Baca Juga: KPK Umumkan 28 Tersangka Dugaan Suap Pengesahan RAPBD Jambi

Menyadari hal ini dan turut merasakan keprihatinan yang mendalam, maka Satupena membuat buku kumpulan tulisan dengan tema umum tragedi sepak bola di Kanjuruhan.

Kumpulan 31 tulisan dari para anggota Satupena ini juga bisa dianggap sebagai catatan sejarah atas tragedi kemanusiaan tersebut.***

Berita Terkait