Waduh, Mata Anak 8 Tahun Di Kalbar Luka Akibat Serpihan Pecahan Lato Lato
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 09 Januari 2023 12:35 WIB
ORBTINDONESIA – Berita ini menjadi perhatian bagi orang tua yang memiliki anak kecil disaat sedang bermain lato lato agar dapat mengingatkan akan bahaya mainan tersebut sebelum berakibat fatal seperti yang terjadi di Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Seorang anak 8 tahun, berinisial AN di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu raya, Kalimantan Barat harus menjalani operasi di bagian mata usai lato lato yang dimainkannya pecah dan melukai organ tubuh anak tersebut pada Sabtu 7 Januari 2023.
Ayah korban, AJ, mengatakan anaknya pulang dengan mata merah seusai main lato-lato di rumah kawannya. Mulanya sang anak tak mau menceritakan kenapa matanya bisa terluka.
Baca Juga: Pengganti Rebana, Pengantin Ini Disambut dengan Permainan Lato Lato
“Saya bujuk akhirnya dia cerita, jadi saat main lato latonya pecah terus serpihannya tertancap di matanya, “ ujar AJ kepada media.
Keluarga pun membawanya ke klinik untuk dapatkan perawatan medis, namun klinik memberikan rujukan lebih lanjut untuk melakukan pemeriksaan lanjut ke rumah sakit.
“Awal kejadian itu kami bawa dulu ke Kimia Farma kemudian mendapatkan rujukan ke RSUD Soedarso. Setelah dirawat ternyata harus dioperasi dan berjalan lancar,” katanya.
Baca Juga: Viral! Bocah Mainkan Permainan Lato Lato di Rumah Sakit, Ganggu Dokter Bekerja Sampai Bikin Naik Darah
AJ pun menjelaskan bahwa kondisi anaknya mulai membaik pasca operasi mata, namun saat ini kondisi matanya masih merah dan pandangannya buram
"Sekarang sih sudah mulai membaik, kami juga dikasih obat tetes yang harus rutin diberikan, cuma pandangan (AN) masih kabur dan matanya merah," katanya.
Sebagaimana informasi yang berebdar bahwa pecahnya lato lato tersebut berada di lingkungan sekolah AN namun itu dibantah oleh Plt Kepala Sekolah SDN 07 Sungai Raya, Sulistini yang menjelaskan bahwa kejadian yang menimpa AN terjadi dilingkungan rumahnya saat libur sekolah.
“Yang beredar di media sosial itu sebenarnya bukan terjadi di sekolah. Waktu itu (saya) hanya mengimbau saja kepada guru-guru untuk melarang anak murid membawa lato-lato ke sekolah dan kejadiannya bukan di sekolah,” katanya. ***