Kenali Risiko Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Gorengan, Bisa Jadi Penyebab Diabetes Tipe 2
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 27 Juli 2022 19:32 WIB
ORBITINDONESIA - Salah satu kebiasaan orang Indonesia adalah konsumsi makanan gorengan, karena mudah ditemukan di mana saja dan harganya juga sangat terjangkau.
Selain itu rasanya juga enak di lidah dan gorengan mudah dinikmati oleh semua orang dari remaja sampai dewasa.
Tapi tahukah Anda dengan memakan gorengan yang mengandung banyak minyak di dalamnya memiliki banyak risiko yang mengintai, dari penyakit sampai masalah berat badan.
Baca Juga: Horoskop Kesehatan Zodiak Leo 27 Juli 2022: Saatnya Anda Istirahat
Berikut ini beberapa risiko dan efek samping dari memakan gorengan:
1. Menyebabkan kelebihan berat badan
Makanan yang mengandung minyak dan kalori yang tinggi jelas akan menyebabkan berat badan Anda naik secara drastis.
Bahkan dengan terlalu sering memakan gorengan dapat menyebabkan obesitas.
Baca Juga: Sopir Odong Odong Ditetapkan Jadi Tersangka
2. Meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes tipe 2
Dengan membuat makanan yang digoreng biasanya akan dibuat dengan tepung, makanan yang diolah seperti ini biasanya akan mengandung lebih banyak karbohidrat dan lemak yang tidak sehat.
Dan terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat dan lemak akan membuat Anda terkena risiko diabetes tipe 2.
Baca Juga: Bila Menghadapi Mafia Tanah, Adukan Saja ke Sini
3. Memperbesar kemungkinan terkena kanker
Terlalu banyak makan makanan yang digoreng dengan minyak dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker.
Hal ini disebabkan karena zat akrilamida yang ada di dalam makanan yang dibuat dengan cara digoreng.
Makanan seperti kentang goreng atau ayam goreng adalah makanan yang mengandung zat akrilamida yang akan memancing datangnya kanker.
Baca Juga: MUI Hentikan Kerja Sama dengan ACT, Ini Alasannya
4. Tingginya kemungkinan terkena penyakit kardiovaskular
Makanan gorengan banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang dapat meningkatkan kadar gula darah.
Peningkatan gula darah ini yang berisiko meningkatkan resiko terkena berbagai penyakit jantung dan kardiovaskular.***