DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Hari Ibu Tanggal Berapa, Hari Apa, Apakah Termasuk Tanggal Merah, Simak Penjelasannya di Sini

image
Ilustrasi, Hari Ibu tanggal berapa? Hari apa?

Dilansir dari laman resmi Balai Besar Penjaminan Mutu (BPMP) Riau, sejarah Hari Ibu bermula dari Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 - 25 Desember 1928 di Gedung Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto, Yogyakarta.

Baca Juga: Fan Sepak Bola Nyanyi Berbau Kebencian, FIFA Jatuhkan Sanksi Denda kepada Kroasia

Sebanyak 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera saat itu melahirkan terbentuknya Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Berdasarkan rekam jejak sejarah nasional, benarnya sejak tahun 1912 sudah ada organisasi perempuan di Indonesia.

Pejuang-pejuang wanita pada abad ke 19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain secara tidak langsung telah merintis organisasi perempuan melalui gerakan-gerakan perjuangan.

Hal itu menjadi latar belakang dan tonggak sejarah perjuangan kaum perempuan di Indonesia, dan memotivasi para pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib bagi kaum perempuan.

Baca Juga: Dideklarasikan, JARINGAN PEMRED PROMEDIA untuk Sejahtera Bersama

Pada Kongres Perempuan Indonesia I yang menjadi agenda utama adalah mengenai persatuan perempuan Nusantara; peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan; peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya.

Banyak hal besar yang diagendakan namun tanpa mengangkat masalah kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu menuangkan pemikiran kritis dan upaya-upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan.

Pada Juli 1935 dilaksanakan Kongres Perempuan Indonesia II, dalam konggres ini dibentuk BPBH (Badan Pemberantasan Buta Huruf) dan menentang perlakuan tidak wajar atas buruh wanita perusahaan batik di Lasem, Rembang.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait