Luhut Binsar Pandjaitan Resmikan Pembangunan Pabrik Pemurnian Nikel di Kolaka Sulawesi Tenggara
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 28 November 2022 13:33 WIB
ORBITINDONESIA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel PT Vale Indonesia Tbk di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Dalam keterangan tertulis dari Juru Bicara Gubernur Sulawesi Tenggara Ilham Q. Moehiddin diterima di Kendari, Senin 28 November 2022, mengatakan peresmian proyek smelter nikel pada Minggu adalah wujud komitmen pemerintah mendukung langkah hilirisasi nikel.
"Proyek ini harus jalan karena proyek ini membangun satu ekosistem, bukan membangun satu proyek. Kita ingin membangun satu ekosistem untuk satu litium baterai yang nanti bisa lari ke mobil listrik, bisa lari ke mana-mana,” katanya.
Baca Juga: Menko Luhut Binsar Pandjaitan Ingin Hilangkan Korupsi di Indonesia Dengan Digitalisasi di Segala Bidang
Menurut Menko Luhut, pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) ini akan menjadi yang terbesar produksinya di dunia.
“HPAL yang terbesar di dunia itu ada di Indonesia dan orang nggak bisa bikin baterai kalau nggak ada HPAL ini. Jadi HPAL ini menjadikan satu ekosistem yang sangat penting buat kita,” ujar dia.
Tidak hanya itu, kinerja perusahaan juga terlihat dari hasil pabrik pengolahan nikel HPAL milik PT. Vale Indonesia Tbk di Morowali Sulawesi Tengah.
Baca Juga: Menko Luhut: Pemerintah Rancang Penyesuaian Harga BBM, Ini Alasannya
Menko Luhut optimistis proyek ini akan mendorong produksi HPAL hingga perkembangan Electric Vehicle (EV) di Indonesia karena produksi maupun teknologinya telah berkembang pesat.
"Kenapa saya setuju proyek ini? Karena saya kenal Chairman Chen ini. Saya bersama-sama dengannya pergi ke Jerman negosiasi dengan BMW dengan VW. Dan dia dikejar-kejar karena punya teknologi yang bagus. Jadi begitu saya dengar dia kawin dengan PT. Vale Indonesia, saya bilang ini adalah pilihan yang tepat,” katanya.
CEO PT. Vale Indonesia Febriany Eddy menjelaskan proyek ini ditargetkan mampu memproduksi 120.000 ton nikel dan 15.000 ton kobalt per tahunnya.
“Proyek ini sudah masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional. Dengan nilai investasi mencapai Rp67,5 triliun dan merupakan pabrik HPAL terbesar," katanya.
Baca Juga: Menko Luhut Sebut Kenaikan Harga BBM akan Memperkuat Perekonomian Negara
Ia memastikan seluruh kegiatan operasi di bawah PT Vale Indonesia merupakan investasi yang bertanggung jawab dan patuh pada prinsip keberlanjutan dengan menggunakan teknologi HPAL yang disediakan oleh Huayou, yang nantinya secara bertahap akan ada beberapa pengalihdayaan kepada tenaga kerja Indonesia.
Dia juga mengatakan akan terus menjadi mitra bagi masyarakat lokal dan memastikan keseimbangan ekonomi, ekologi, dan dampak sosial. Ia juga berharap, dengan dimulainya proyek pembangunan ini akan dapat menyerap tenaga kerja lokal hingga 12.000 orang dari pabrik dan tambang.
Febriany menerangkan pengolahan nikel dilakukan dengan teknologi High Pressure Acid Leaching atau HPAL. Produk Mix Hydroxide Precipitate (MHP) sendiri, diketahui bisa digunakan sebagai salah satu komponen baterai yang bisa digunakan untuk kendaraan listrik.
Kata dia, blok seluas lebih dari 20.000 hektar ini nantinya terbagi atas tiga bagian yakni area tambang, smelter atau pabrik pengolahan nikel dan port atau pelabuhan di Blok Polamaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Baca Juga: Lampung Punya Segudang Destinasi Wisata, Salah Satunya Pantai Tapak Kera yang Eksotis Ini
Gubernur Ali Mazi mengatakan bahwa provinsi tersebut memiliki kekayaan sumber daya alam yang cukup melimpah sehingga menjadi salah satu penghasil nikel terbesar di Indonesia.
Gubernur mengatakan Kabupaten Kolaka merupakan satu dari beberapa daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki potensi tambang nikel yang cukup besar, baik dalam luas lahan maupun dari jumlah cadangan nikel lateritnya.
"PT Vale Indonesia (Tbk) telah cukup lama menjadi bagian dari pengelolaan potensi tambang nikel di Kabupaten Kolaka,” katanya.
Gubernur mengaku mendukung hilirisasi sesuai dengan visi pemerintah agar sumber daya mineral diproses terlebih dahulu, apalagi ke depan dengan fasilitas HPAL ini dapat menghasilkan bahan baku baterai Kendaraan Listrik (EV).
Baca Juga: Destinasi Wisata PULAU TAWALE Maluku Utara Bisa Tandingi Raja Ampat, Sandiaga Uno Sampai Terpesona
“Kami menyampaikan apresiasi kepada jajaran direksi PT Vale Indonesia Tbk, dan jajaran direksi PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI) atas inisiasi, prakarsa, kerja keras, serta koordinasi yang baik sehingga kawasan Blok Pomalaa Kabupaten Kolaka dapat memasuki babak baru dalam pembangunannya, yaitu tahap peletakan batu pertama," ujar Gubernur.
Gubernur berharap keberlanjutan komitmen PT Vale Indonesia dan PT KNI dapat terlaksana dengan baik, agar kegiatan pertambangan di Blok Pomalaa dapat selaras dengan peningkatan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat, utamanya warga setempat serta keseimbangan lingkungan.
"Semoga hasil dari proyek ini ke depan dapat mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat Sulawesi Tenggara khususnya dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kolaka dan Provinsi Sulawesi Tenggara, serta bangsa dan negara," kata Ali Mazi. ***