DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Luhut Binsar Pandjaitan Resmikan Pembangunan Pabrik Pemurnian Nikel di Kolaka Sulawesi Tenggara

image
Menko Luhut Binsar Pandjaitan Meresmikan Proyek Smelter Nikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Minggu 27 November 2022.

ORBITINDONESIA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel PT Vale Indonesia Tbk di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Dalam keterangan tertulis dari Juru Bicara Gubernur Sulawesi Tenggara Ilham Q. Moehiddin diterima di Kendari, Senin 28 November 2022, mengatakan peresmian proyek smelter nikel pada Minggu adalah wujud komitmen pemerintah mendukung langkah hilirisasi nikel.

"Proyek ini harus jalan karena proyek ini membangun satu ekosistem, bukan membangun satu proyek. Kita ingin membangun satu ekosistem untuk satu litium baterai yang nanti bisa lari ke mobil listrik, bisa lari ke mana-mana,” katanya.

Baca Juga: Menko Luhut Binsar Pandjaitan Ingin Hilangkan Korupsi di Indonesia Dengan Digitalisasi di Segala Bidang

Menurut Menko Luhut, pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) ini akan menjadi yang terbesar produksinya di dunia.

“HPAL yang terbesar di dunia itu ada di Indonesia dan orang nggak bisa bikin baterai kalau nggak ada HPAL ini. Jadi HPAL ini menjadikan satu ekosistem yang sangat penting buat kita,” ujar dia.

Tidak hanya itu, kinerja perusahaan juga terlihat dari hasil pabrik pengolahan nikel HPAL milik PT. Vale Indonesia Tbk di Morowali Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Menko Luhut: Pemerintah Rancang Penyesuaian Harga BBM, Ini Alasannya

Menko Luhut optimistis proyek ini akan mendorong produksi HPAL hingga perkembangan Electric Vehicle (EV) di Indonesia karena produksi maupun teknologinya telah berkembang pesat.

"Kenapa saya setuju proyek ini? Karena saya kenal Chairman Chen ini. Saya bersama-sama dengannya pergi ke Jerman negosiasi dengan BMW dengan VW. Dan dia dikejar-kejar karena punya teknologi yang bagus. Jadi begitu saya dengar dia kawin dengan PT. Vale Indonesia, saya bilang ini adalah pilihan yang tepat,” katanya.

CEO PT. Vale Indonesia Febriany Eddy menjelaskan proyek ini ditargetkan mampu memproduksi 120.000 ton nikel dan 15.000 ton kobalt per tahunnya.

“Proyek ini sudah masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional. Dengan nilai investasi mencapai Rp67,5 triliun dan merupakan pabrik HPAL terbesar," katanya.

Baca Juga: Menko Luhut Sebut Kenaikan Harga BBM akan Memperkuat Perekonomian Negara

Ia memastikan seluruh kegiatan operasi di bawah PT  Vale Indonesia merupakan investasi yang bertanggung jawab dan patuh pada prinsip keberlanjutan dengan menggunakan teknologi HPAL yang disediakan oleh Huayou, yang nantinya secara bertahap akan ada beberapa pengalihdayaan kepada tenaga kerja Indonesia.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait