DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Inilah 10 Jurusan Perguruan Tinggi yang Paling Disesali Lulusannya

image
Inilah 10 Jurusan Kuliah yang Paling Disesali Lulusannya.

ORBITINDONESIA – Banyak sarjana menyesal kuliah di 10 jurusan ini, karena disiplin ilnu tersebut kurang diterima di pasar kerja dan dihargai dengan gaji rendah.

Demikian temuan dari Pusat Pendidikan dan Tenaga Kerja Universitas Georgetown, Amerika Serikat.

Berdasar survei dari ZipRecruiter (bursa kerja di Amerika) terhadap lebih dari 1.500 lulusan perguruan tinggi yang sedang mencari pekerjaan, jurusan jurnalistik, sosiologi, komunikasi, dan pendidikan menempati peringkat teratas dalam daftar jurusan perguruan tinggi yang paling disesali oleh lulusanya.

Baca Juga: Jadwal Resmi Pertandingan Penyisihan Grup B Piala Dunia 2022 Qatar, Inggris, Iran, Amerika Serikat, Wales

Kemudian disusul jurusan seni, marketing, pendampingan medis, illmu politik dan pemerintahan, biologi, dan sastra/bahasa inggris.

Menurut ekonom utama ZipRecruiter, Sinem Buber, selama masa kuliah mereka memang tertarik pada bidang yang dipilih. Namun ketika lulus, mereka dihadapkan pada kenyataan tentang pekerjaan dan gaji.

"Ketika hampir tidak dapat membayar tagihan Anda, gaji Anda terasa menjadi lebih penting," katanya, Minggu 13 November 2022.

Secara keseluruhan, jurusan kuliah dengan bayaran tertinggi menghasilkan US$3,4 juta lebih banyak daripada jurusan dengan bayaran terendah. Adapun lulusan yang memasuki dunia kerja dengan prospek karier cemerlang dan gaji awal tinggi paling puas dengan bidang studi mereka.

Baca Juga: Jadwal Resmi Pertandingan Penyisihan Grup C Piala Dunia 2022 Qatar, Argentina, Arab Saudi, Meksiko, Polandia

Menurut survei ZipRecruiter, sangat sedikit lulusan jurusan ilmu komputer yang menyesali pilihan ini. Hal tersebut dilatarbelakangi karena gaji awal tahunan yang rata-rata hampir US$100.000.

Kemudian mahasiswa yang mengambil jurusan kriminologi, teknik, keperawatan, serta bisnis dan keuangan juga merasa sangat senang dengan pilihan mereka.

"Gaji masih yang paling penting. Tetapi keamanan pekerjaan sekarang menjadi lebih penting. Itu terjadi setiap kali kita memiliki ketakutan akan resesi," ujar Buber. ***

Berita Terkait