Seribuan Orang Menari pada Festival GANDRUNG SEWU, Sektor Pariwisata Banyuwangi Kembali Berdenyut
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 30 Oktober 2022 07:38 WIB
Berkat usaha keras, pihak Istana Blambangan wabah penyakit itu bisa lenyap melalui berbagai penanganan. Seluruh rakyat Blambangan bergembira.
Cerita dalam drama kolosal itu seperti menggambarkan situasi yang terjadi di Indonesia dan juga belahan dunia selama dua tahun terakhir saat dilanda pandemi COVID-19. Ribuan warga Indonesia menjadi korban dari keganasan virus.
Hampir seluruh sendi kehidupan terdampak. Warga tidak lagi bisa berinteraksi secara bebas, perekonomian terganggu dan banyak sektor usaha tutup. Rasa was-was dari ancaman virus mematikan itu setiap saat dirasakan masyarakat.
Drama kolosal "Kemilau Bumi Blambangan" itu ditampilkan secara apik di pelataran pasir Pantai Boom selama sekitar satu jam.
Baca Juga: Miris, Instagram Palsu Farel Prayoga Bertaburan Hingga Raih Follower Jutaan, Bagaimana Akun Aslinya
Puluhan ribu penonton yang menyaksikan festival dibuat kagum dan terpesona dengan gerakan dinamis para penari gandrung yang beratribut khas warna merah serta iringan musik rancak gamelan Osing yang memadukan budaya Jawa dan Bali.
Meningkatkan kesadaran budaya
Ketika pertama kali digelar pada tahun 2012, Banyuwangi sempat kesulitan mendapatkan seribuan penari gandrung untuk mendukung festival itu. Bahkan, kepala desa, lurah, dan camat digerakkan untuk mencari peserta hingga akhirnya terjaring lebih dari seribu penari.
Seiring berjalannya waktu, warga Banyuwangi, terutama pelajar dan anak-anak milenial, mulai tertarik untuk ambil bagian memeriahkan Festival Gandrung Sewu. Bahkan tahun ini, jumlah pendaftar yang ingin ikut festival lebih dari 3.000 orang, sehingga panitia penyelenggara harus melakukan seleksi hingga terpilih sebanyak 1.284 orang penampil.
Baca Juga: Diundang Menyanyi Orang Tajir Dato Sri Tahir, Rezeki Farel Prayoga Mengalir Deras