Logam Transisi: Harapan Baru dalam Antimikroba Modern

ORBITINDONESIA.COM – Logam transisi, seperti tembaga, kini menjadi pusat perhatian dalam dunia kesehatan sebagai senjata ampuh melawan mikroba berbahaya.

Di tengah meningkatnya resistensi mikroba terhadap antibiotik, ilmuwan mencari solusi alternatif dengan memanfaatkan logam transisi dan metaloid. Tembaga, yang dikenal dengan sifat antimikrobanya, menjadi pilihan utama dalam penelitian ini.

Penelitian menunjukkan bahwa tembaga dan senyawanya, seperti tembaga(II) klorida, memiliki potensi besar sebagai agen antimikroba. Selain itu, kombinasi dengan agen khelasi seperti EDTA dapat mempengaruhi efektivitasnya. Data menunjukkan bahwa CuSO4 lebih efektif dibandingkan kompleks Cu(II)-EDTA dalam menghambat virus dengue serotipe 2, namun membawa risiko toksisitas yang tinggi.

Pemanfaatan logam transisi dalam aplikasi medis menawarkan pendekatan baru dalam perang melawan mikroba. Namun, tantangan tetap ada, terutama mengenai keamanan dan potensi toksisitasnya. Penggunaan yang bijak dan terukur diperlukan untuk memaksimalkan manfaat tanpa mengorbankan kesehatan manusia.

Pemahaman mendalam tentang interaksi logam transisi dengan mikroba membuka peluang baru dalam pengembangan terapi antimikroba. Pertanyaannya, sejauh mana kita siap mengadopsi pendekatan ini dalam praktik medis sehari-hari?

(Orbit dari berbagai sumber, 18 Desember 2025)