Blade, yang Tak Disangka Jadi Fondasi Masa Depan Marvel di Layar Lebar

ORBITINDONESIA.COM - Ketika Blade tiba di bioskop pada tahun 1998, tak seorang pun menyangka film ini akan menjadi fondasi bagi masa depan Marvel di layar lebar.

Sebelum film superhero mendominasi box office, Wesley Snipes mengambil peran daywalker setengah vampir dengan kehadiran yang begitu garang sehingga langsung mengubah citra film komik.

Di lokasi syuting, ia membentuk gaya bertarung Blade sendiri, menekankan koreografi bela diri yang tajam dan penggunaan senjata yang tampak nyata, tajam, dan brutal. Para pemain dan kru sering bercanda bahwa Snipes tidak hanya memerankan Blade, ia adalah Blade.

Kris Kristofferson menghadirkan jiwa yang tangguh bagi Abraham Whistler, mentor yang menambal Blade di sela-sela pertempuran. Di balik layar, chemistry mereka muncul secara alami.

Snipes mengagumi energi Kristofferson yang membumi, dan Kristofferson menyukai intensitas yang dibawa Snipes di setiap pengambilan gambar.

Dinamika mereka membantu memberikan tulang punggung emosional pada film ini, terutama dalam adegan-adegan yang lebih tenang di mana Whistler bertindak kurang seperti teknisi senjata dan lebih seperti orang yang paling dekat dengan keluarga Blade. Keseimbangan antara hati dan kekerasan itulah yang membuat film ini menonjol di antara film-film aksi pada masanya.

N’Bushe Wright melengkapi trio tersebut sebagai Dr. Karen Jenson, ahli hematologi yang terjerat dalam perang Blade melawan Deacon Frost. Adegan-adegannya menambahkan sentuhan ilmiah dan perspektif manusiawi, membumikan kisah yang sarat dengan pengetahuan kuno dan ancaman supernatural.

Di luar kamera, ia mendekati peran tersebut dengan keseriusan peran dramatis, memberikan film ini kredibilitas yang belum diraih kebanyakan film superhero. Bersama-sama, para pemeran membantu Blade meraih kesuksesan komersial dan momen penentu dalam pembuatan film bergenre ini.

Jauh sebelum dunia sinematik dan waralaba bernilai miliaran dolar, Blade-lah yang membuktikan bahwa adaptasi komik yang lebih gelap, penuh gaya, dan penuh aksi dapat berhasil dan berhasil dengan brilian.***