Pemukim Yahudi Israel Serang Kendaraan Palestina di Sinjil, Dekat Ramallah
ORBITINDONESIA.COM – Puluhan pemukim ilegal Yahudi Israel menyerang pintu masuk kota Sinjil, utara Ramallah, pada Minggu dini hari, 16 November 2025, merusak tiga kendaraan, menurut sumber setempat.
Pemerintah Kota Sinjil melaporkan bahwa sekelompok pemukim menyusup ke pintu masuk timur kota di tengah kegelapan dan melancarkan serangan terhadap kendaraan yang terparkir di pinggiran kota.
Para penyerang memecahkan jendela dan merobek ban tiga mobil, dalam apa yang tampaknya merupakan tindakan teror yang disengaja untuk menimbulkan rasa takut di antara penduduk setempat dan mengirimkan pesan-pesan yang mengancam.
Kamera pengawas merekam pergerakan para pemukim saat mereka melakukan serangan, mendokumentasikan penghancuran properti yang disengaja.
Serangan ini merupakan bagian dari kampanye kekerasan yang lebih luas yang didukung negara oleh pemukim Israel, yang menargetkan komunitas Palestina dan properti mereka di Tepi Barat yang diduduki.
Tujuan dari serangan tersebut adalah untuk mengintimidasi warga Palestina, mengganggu kehidupan sehari-hari mereka, dan menekan mereka untuk meninggalkan tanah mereka.
Sementara itu, pasukan pendudukan Israel terus menutup pintu masuk ke kota Ya'bad, selatan Jenin, selama sepuluh hari berturut-turut.
Sumber lokal mengatakan kepada WAFA bahwa pasukan pendudukan menutup pintu masuk ke Ya'bad pekan lalu dengan gundukan tanah, kecuali pintu masuk utama, sehingga mencegah penduduk masuk atau keluar. Mereka juga memaksa sejumlah keluarga meninggalkan rumah mereka, menjadikannya pos militer, tempat mereka tetap ditempatkan.
Sumber tersebut menambahkan bahwa tentara pendudukan memaksa penduduk rumah-rumah yang berdekatan dengan rumah-rumah yang diubah menjadi pos militer untuk pergi, sementara penggerebekan dan penggeledahan di beberapa rumah terus berlanjut.
Direktorat Pendidikan Jenin Selatan mengumumkan pagi ini bahwa sekolah-sekolah negeri di Ya'bad akan beralih ke pembelajaran daring karena kehadiran tentara pendudukan dan untuk memastikan keselamatan siswa.***