Israel Tutup Masjid Ibrahimi di Hebron, Berlakukan Jam Malam bagi Warga Palestina untuk Rayakan Hari Raya Yahudi
ORBITINDONESIA.COM - Pasukan Israel telah memberlakukan jam malam bagi warga Palestina di Kota Tua Hebron di Tepi Barat selatan dan menutup Masjid Ibrahimi bagi jamaah Muslim agar para pemukim ilegal dapat merayakan hari raya Yahudi, ungkap aktivis lokal, Sabtu, 15 November 2025.
Tentara telah memberlakukan jam malam sejak Jumat pagi, 14 November 2025, di beberapa lingkungan kota tua, ujar Aref Jaber, anggota Komite Pertahanan Hebron non-pemerintah dan warga setempat, kepada Anadolu.
Jaber mengatakan pasukan Israel menutup pos pemeriksaan militer menuju kota tua dan melarang semua akses masuk dan keluar.
Banyak warga Palestina tidak dapat kembali ke rumah mereka dan terpaksa menginap di rumah kerabat di tempat lain di Hebron, tambahnya.
Aktivis tersebut mengatakan ratusan pemukim ilegal memasuki kota tua pada Jumat malam dan Sabtu pagi, berbaris di jalan-jalannya dalam apa yang ia gambarkan sebagai prosesi "provokatif" di bawah pengawalan ketat militer Israel.
Ia mengatakan jam malam diberlakukan di tengah upaya Israel untuk menguasai penuh sisa Masjid Ibrahimi dan mengubahnya menjadi sinagoge.
Perayaan pemukim ilegal ini merupakan bagian dari Hari Sara, sebuah perayaan keagamaan Yahudi yang diadakan setiap tahun di Hebron untuk mempromosikan narasi keberadaan Yahudi yang bersejarah di kota tersebut.
Menurut Kementerian Wakaf Agama Palestina, otoritas Israel terus menutup gerbang Souq Masjid Ibrahimi setiap hari dan menutup gerbang timur, termasuk menutup jendelanya, sejak awal 2025.
Masjid Ibrahimi terletak di kota tua Hebron, yang berada di bawah kendali penuh Israel dan merupakan rumah bagi sekitar 400 pemukim ilegal yang dijaga oleh sekitar 1.500 tentara Israel.
Israel membagi masjid tersebut pada tahun 1994, mengalokasikan 63 persen untuk ibadah Yahudi dan 37 persen untuk Muslim, setelah pembantaian pemukim ilegal yang menewaskan 29 jamaah Palestina. Bagian yang diperuntukkan untuk ibadah Yahudi mencakup ruang azan.
Berdasarkan kesepakatan sepihak Israel, masjid tersebut ditutup sepenuhnya bagi umat Islam 10 hari dalam setahun untuk hari raya keagamaan Yahudi dan ditutup sepenuhnya bagi umat Yahudi pada 10 hari besar Islam.
Namun, Israel belum memberikan akses penuh bagi umat Islam selama hari raya mereka sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober 2023.***