Riset Kolaboratif Malaysia–Indonesia Ungkap Pembelajaran Digital Efektif Tingkatkan Kemampuan Literasi dan Numerik

ORBITINDONESIA.COM – The HEAD Foundation (THF), organisasi filantropi internasional yang fokus meningkatkan pendidikan dan kesehatan di Asia, berkolaborasi dengan Enuma Indonesia untuk menciptakan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar yang inklusif dan berkualitas.

Kemitraan ini mendorong penggunaan Sekolah Enuma sebagai aplikasi pembelajaran digital (APD) untuk siswa, untuk melengkapi pembelajaran konvensional di sekolah.

Setelah mendukung perluasan program Sekolah Enuma selama empat tahun sejak 2022, The HEAD Foundation bekerja sama dengan peneliti dari Malaysia dan Indonesia. Studi ini yang mengukur efektivitas pembelajaran digital untuk meningkatkan kapasitas anak di bidang literasi dan numerasi.

Hasil riset tersebut menjadi masukan berharga dalam mendukung keberhasilan jangka panjang bagi pendidikan dan perkembangan anak Indonesia.

“Kami melihat perhatian besar ditunjukkan oleh pemerintah, termasuk Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk memprioritaskan pendidikan anak usia dini. Pasalnya, keterampilan numerasi dan literasi dasar yang diperoleh sejak dini menentukan bagaimana seseorang belajar di kemudian hari. Jika pembelajaran digital dapat diterapkan secara efektif untuk meningkatkan inklusivitas dan kualitas pembelajaran anak usia dini, maka pendidikan dasar, menengah, dan tinggi juga akan menjadi lebih efektif di Indonesia,” kata Direktur THF CD Liang.

Adapun peluncuran studi ini turut dihadiri oleh Widyaprada Ahli Utama, Direktorat Sekolah Dasar Kemendikdasmen Khamim.

Ia menyebut, “Kami mengapresiasi peluncuran hasil riset ini dan berharap hasilnya dapat didiseminasikan ke PAUD dan sekolah dasar hingga kelas dua SD, untuk meningkatkan kapasitas siswa. Saat ini Kemendikdasmen mendorong tumbuhnya agen perubahan di tingkat PAUD hingga SMA, di mana kita membekali anak-anak yang terpilih dengan pengetahuan yang baik, sehingga mereka bisa menyebarkannya ke sekolah lain dan mendukung percepatan peningkatan kapasitasnya. Mudah-mudahan ikhtiar ini dapat berkontribusi terhadap pembangunan pendidikan Indonesia, untuk generasi emas 2045.”

Sebagai informasi, mengutip data dari Portal Data Pendidikan Kemendikdasmen (2025), sekitar 8,2 juta anak di Indonesia kini berada di jenjang pendidikan PAUD (termasuk KB, TK, TPA, dan SPS) dan 28,3 juta pelajar di tingkat sekolah dasar. Lebih lanjut, data dari sumber yang sama menunjukkan ada 240.494 PAUD dan 176.679 sekolah dasar tersebar di seluruh Indonesia.

“Pembelajaran digital kini berkembang sebagai solusi potensial untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil atau yang memiliki fasilitas kurang memadai. Studi kami yang berlangsung selama enam bulan menunjukkan bagaimana murid yang menggunakan aplikasi Sekolah Enuma, mengembangkan kemampuan yang lebih baik di bidang numerik dan literasi. Sebagai catatan, hasil pembelajaran paling signifikan ini terletak pada bidang literasi bahasa Indonesia,” kata periset utama Phuah Kit Teng dari Tunku Abdul Rahman University of Management and Technology (TAR UMT), Malaysia.

Phuah menjelaskan, riset eksperimental kuasi ini ia lakukan bersama lima anggota, termasuk dua akademisi dari Universitas Muhammadiyah A. R. Fachruddin (Indonesia). Dalam studi itu, mereka mengamati lebih dari 600 siswa yang berusia 4–7 tahun dan tersebar di 14 sekolah, termasuk di Deli Serdang (Sumatra Utara), Jawa Barat, dan Jakarta Timur.

Hasilnya, kelompok yang menggunakan aplikasi Sekolah Enuma menunjukkan peningkatan pesat, hingga 8 points untuk literasi bahasa
Indonesia. Sementara itu, perubahan secara moderat, dengan penambahan hingga 4 poin, tampak kapasitas numerik (Matematika). Terakhir, pergeseran yang kurang signifikan, sebanyak 1 poin, terdapat pada literasi bahasa Inggris.

“Kami bangga melihat bagaimana program pembelajaran digital yang dikembangkan oleh Enuma Indonesia berdampak signifikan ke anak-anak Indonesia. Selama bertahun-tahun, kami berusaha mengembangkan konten pembelajaran yang menarik, dengan instruksi pembelajaran yang mudah dipahami, sehingga murid-murid dapat belajar bahasa Indonesia, Inggris, dan Matematika secara mandiri. Hasilnya tecermin dalam peningkatan yang sama kuatnya untuk ketiga materi. Memang, keluarannya agak berbeda di tiap subyek pembelajaran dan lokasi sekolah. Tim periset menginformasikan bahwa durasi penggunaan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi capaian ini,” kata Direktur Enuma Indonesia Juli Adrian.

Sebagai informasi, hasil riset ini nantinya akan dikombinasikan dengan masukan kualitatif dari 29 pengajar, dan dipublikasikan ke jurnal internasional. Harapannya, lebih banyak orang yang bisa mengakses hasil studi dan rekomendasi ini, serta mengaplikasikannya ke sistem pembelajaran.***