Kecelakaan Maut Bus Cahaya Trans: Tanggung Jawab dan Pengawasan
ORBITINDONESIA.COM – Tragedi kecelakaan bus di Simpang Susun Exit Tol Krapyak, Semarang, mengungkap kelemahan pengawasan transportasi publik Indonesia.
Kecelakaan bus PO Cahaya Trans yang menewaskan 16 penumpang menyoroti masalah serius dalam standar keselamatan transportasi. Ketua Komisi V DPR, Lasarus, menuntut pertanggungjawaban lebih dari sekadar sopir, termasuk pencabutan izin operasional perusahaan bus.
Peristiwa ini mencerminkan lemahnya pengawasan dan implementasi standar operasional. Dengan jumlah korban jiwa yang tinggi, desakan untuk pemeriksaan menyeluruh dan penerapan SOP yang ketat semakin menguat, terutama di masa libur panjang seperti Nataru, saat risiko kecelakaan meningkat.
Lasarus dan Danang Wicaksana Sulistya dari Komisi V DPR menyoroti perlunya tanggung jawab kolektif. Tidak hanya sopir yang harus dipersalahkan, tetapi juga perusahaan dan pengawas yang lalai. Ini adalah pengingat untuk semua pihak terkait untuk lebih waspada dan bertanggung jawab.
Kecelakaan ini mengajarkan bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam transportasi publik. Dengan refleksi kritis dan tindakan tegas, diharapkan insiden serupa dapat dicegah di masa depan. Pertanyaan terbuka tetap: apakah kita sudah cukup siap untuk mencegah tragedi berikutnya?
(Orbit dari berbagai sumber, 24 Desember 2025)