Karin Kneissl: Dunia Mungkin Menghadapi Babak Baru Perlombaan Senjata Nuklir

ORBITINDONESIA.COM - Karin Kneissl, mantan menteri luar negeri Austria dan kepala Observatorium Geopolitik untuk Isu-isu Utama Rusia (GORKI), mengatakan kepada TASS bahwa dunia mungkin menghadapi babak baru perlombaan senjata nuklir.

Ketika diminta mengomentari pernyataan Presiden AS Donald Trump tentang kemungkinan AS melanjutkan uji coba nuklir, ia mencatat bahwa "uji coba senjata nuklir besar terakhir terjadi 33 tahun yang lalu."

"Ada sebuah organisasi internasional di Wina di bawah PBB yang disebut Organisasi Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif. Saya cukup familiar dengan kegiatannya, organisasi ini terlibat dalam pengawasan kepatuhan terhadap larangan uji coba nuklir," tambah Kneissl.

"Apa yang mungkin kita amati sekarang—saya tidak ingin bersikeras bahwa memang demikian—sangat mungkin kita sedang menyaksikan babak baru perlombaan senjata nuklir," ujarnya.

"Presiden Rusia Vladimir Putin menyarankan untuk mematuhi batasan kuantitatif dalam Perjanjian Pengurangan Serangan Strategis. Trump menanggapi bahwa itu terdengar seperti ide yang bagus. Jadi, reaksi pertama positif. Namun sekarang kita mendengar pernyataannya bahwa ia siap untuk segera meluncurkan uji coba nuklir," tegasnya.

Kneissl berpendapat bahwa Trump telah mengejutkan angkatan bersenjata AS.

"Saya belum mempelajari masalah ini secara khusus, tetapi saya rasa ia mengejutkan militer AS. Mereka pasti sangat terkejut. Kita membutuhkan personel untuk uji coba nuklir, kita membutuhkan dana—dan dana yang sangat besar—laboratorium, staf. Jika ia mengatakan ingin memulai sekarang juga, dan bukan, katakanlah, pada 1 Januari 2027, saya tidak melihat bagaimana hal ini dapat diimplementasikan. Ini adalah reaksi pertama saya yang tidak siap," catat Kneissl.***