Megawati Kenang Kontroversi Pemakaman Soekarno di Blitar

ORBITINDONESIA.COM – Diskriminasi politik di era Orde Baru membayangi pemakaman Bung Karno, memaksa keluarga mengikhlaskan makam di Taman Makam Pahlawan Blitar.

Kisah haru ini dimulai pada 1970, ketika keluarga besar Soekarno berjuang agar sang proklamator dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP). Namun, rezim Orde Baru menolak permintaan ini, memaksa keluarga mencari alternatif lain.

Keputusan tersebut mencerminkan ketegangan politik antara Soeharto dan Soekarno. Dalam konteks ini, penolakan tersebut lebih dari sekadar pilihan lokasi, melainkan simbol pengucilan politik dan upaya menghapus jejak Soekarno dalam narasi resmi negara.

Megawati, sebagai putri Bung Karno, melihat ini sebagai tantangan untuk terus menghidupkan warisan pemikiran sang ayah. Penolakan ini menjadi pendorong baginya untuk berjuang mempertahankan nilai-nilai yang diwariskan oleh Soekarno.

Kini, makam Bung Karno di Blitar bukan sekadar tempat peristirahatan terakhir, tetapi menjadi monumen perjuangan yang mengundang refleksi tentang kekuasaan dan warisan sejarah. Apakah kita akan terus menghidupkan nilai-nilai kemerdekaan yang diwariskan oleh para pendahulu kita?

(Orbit dari berbagai sumber, 2 November 2025)