Bangun Sanitasi Modern, Jakarta Sewerage Development Project Zona 1 Capai 42%

ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus menggenjot pembangunan infrastruktur sanitasi modern melalui proyek Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Zona 1 di Pluit, Jakarta Utara. Proyek Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) skala perkotaan ini merupakan upaya strategis pemerintah untuk menghadirkan layanan sanitasi aman dan berkelanjutan di ibu kota.

Menteri PU, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa pembangunan sistem air limbah terpusat adalah upaya menghadirkan peradaban baru.

"Infrastruktur sanitasi modern akan menjamin lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan layak huni bagi masyarakat. Ini juga mendukung Asta Cita Presiden Prabowo dalam mewujudkan kemandirian di sektor ekonomi hijau melalui solusi pengelolaan limbah modern," kata Menteri Dody.

Progres Pembangunan dan Kapasitas Pelayanan

Hingga Oktober 2025, progres kumulatif pembangunan JSDP Zona 1 telah mencapai sekitar 42%. Proyek senilai total Rp6,37 triliun yang didukung pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) ini ditargetkan mampu melayani:

  • Target Populasi: 989.389 jiwa

  • Sambungan Rumah (SR): Sekitar 220.000 SR

Cakupan layanan proyek ini akan tersebar di delapan kecamatan yang mencakup tiga wilayah administrasi, yakni Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat.

Pilar Utama Proyek JSDP Zona 1

JSDP Zona 1 terdiri dari empat paket pekerjaan utama, di antaranya:

  • Pembangunan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) (Paket I): IPAL berkapasitas besar mencapai 240.000 meter kubik per hari di atas lahan 3,9 ha, berfungsi sebagai pusat pengolahan air limbah domestik sebelum dikembalikan ke lingkungan secara aman.

  • Pembangunan Jaringan Perpipaan (Paket II, III, dan IV): Meliputi pembangunan jaringan sepanjang 14,3 km (Area 1-1) dan 24,9 km (Area 1-2). Paket percontohan (Pilot Area) di Kecamatan Penjaringan menggunakan teknologi modern perpipaan di area padat penduduk.

Teknologi Canggih Meminimalkan Gangguan Kota

Proyek ini menerapkan teknologi pengolahan canggih A2O + Membrane Bioreactor (MBR) yang dikenal ramah lingkungan. Di sisi konstruksi, digunakan metode mutakhir asal Jepang, yaitu Pipe Jacking dan Pneumatic Caisson. Metode ini memungkinkan pembangunan jaringan perpipaan di bawah permukaan tanah dengan gangguan minimal terhadap aktivitas di permukaan kota.

Indonesia menjadi negara kedua di Asia, setelah Jepang, yang mengadopsi teknologi ini. Direktur Jenderal Cipta Karya, Dewi Chomistriana, menyatakan bahwa dengan tersedianya sistem modern ini, masyarakat Jakarta akan menikmati lingkungan yang lebih bersih dan aman.

"Proyek JSDP memastikan setiap rumah tangga di Jakarta terlindungi dari risiko kesehatan akibat pencemaran air. Ini juga mendukung penurunan emisi karbon, pengendalian pencemaran air tanah, serta memperkuat ketahanan kota terhadap perubahan iklim," tutupnya.