Indonesia dan Rudal BrahMos: Tawar-Menawar Senjata Supersonik dari India
ORBITINDONESIA.COM - Kabar bahwa Indonesia sedang mempertimbangkan pembelian sistem rudal supersonik BrahMos dari India kembali mencuat ke permukaan. Meskipun belum ada kontrak yang ditandatangani, pembicaraan sudah memasuki tahap lanjutan dan nilai kesepakatan dikabarkan mencapai ratusan juta dolar AS.
Menurut laporan, India dan Indonesia telah mendiskusikan kemungkinan pengadaan rudal BrahMos senilai sekitar US$ 450 juta. Di sisi lain, pihak Indonesia melalui Kementerian Pertahanan menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan final untuk membeli BrahMos.
Rudal BrahMos memiliki kecepatan hingga sekitar 2.8 kali kecepatan suara dalam versi standar ekspor. Daya jangkau BrahMos untuk versi ekspor dikabarkan mencapai 290 km. BrahMos bisa diluncurkan dari darat, laut, ataupun udara dalam versi tertentu.
Salah satu pembeli internasional pertama adalah Filipina yang memperoleh baterai rudal BrahMos.
Rudal BrahMos dianggap menarik bagi Indonesia, jika jadi membeli, karena beberapa keunggulan. Jangkauan 290 km dan kecepatan supersonik BrahMos memungkinkan Indonesia memperkuat pertahanan maritim, terutama zona laut strategis dan potensi konflik di kawasan.
Dengan kemampuan diluncurkan dari berbagai platform, sistem ini memberi opsi taktis yang lebih luas. Selain itu, karena telah diekspor ke negara lain, ada pengalaman implementasi dan adaptasi dalam konfigurasi non-India yang bisa menjadi acuan.
Tapi ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan. Rudal canggih sekalipun memerlukan sistem peluncuran, sensor, komunikasi, pemeliharaan, dan dukungan logistik yang kuat. Untuk Indonesia, ini berarti tidak hanya membeli, tetapi juga memastikan kesiapan operasional.
Harga pembelian hanyalah bagian dari biaya. Modernisasi platform, pelatihan personel, adaptasi lokal, serta pemeliharaan jangka panjang bisa menambah beban nyata.
Jika pembelian ini disetujui, akuisisi rudal BrahMos akan menjadi langkah signifikan bagi modernisasi pertahanan Indonesia—khususnya di sektor maritim.***