Tiongkok Pertimbangkan Sumbangkan Fregat Tipe 053 Terakhirnya yang Masih Beroperasi kepada TNI AL

ORBITINDONESIA.COM - Sebagai tanda baru hubungan pertahanan yang lebih erat antara kedua negara, Tiongkok dilaporkan mempertimbangkan untuk menyumbangkan fregat Tipe 053 terakhirnya yang masih beroperasi kepada Angkatan Laut Indonesia. Hal ini akan memperkuat armada permukaan TNI AL secara signifikan.

Kapal-kapal tersebut merupakan varian Tipe 053H3, yang telah dibangun Tiongkok sebanyak sepuluh unit, dan saat ini masih mempertahankan delapan unit setelah menjual dua unit sisanya ke Bangladesh pada tahun 2019.

Perlu dicatat bahwa armada fregat Tipe 053H3 mulai digunakan oleh Angkatan Laut Tiongkok sejak tahun 1990-an, dirancang sebagai kelanjutan dari model Tipe 053H2G.

Meninjau beberapa karakteristik utama yang diketahui, kapal-kapal ini memiliki bobot benaman 2.250 ton, panjang 112 meter, dan lebar 12,4 meter, serta dapat menampung 168 awak. Persenjataan utama mereka mencakup peluncur empat sel yang mampu meluncurkan delapan rudal permukaan-ke-permukaan YJ-83, dilengkapi dengan turet dengan dua meriam PJ33A 100 mm dan peluncur torpedo tambahan.

Lebih lanjut, kapal-kapal tersebut menjalani peningkatan di pertengahan masa pakainya, yang mencakup modernisasi rangkaian radar mereka dengan sistem pendukung elektronik yang serupa dengan yang ada pada fregat Tipe 054.

Kemampuan pertahanan udara mereka ditingkatkan dengan mengganti rudal HQ-7 yang lebih tua dengan HHQ-10 yang lebih modern, sementara meriam sekunder 37 mm Tipe 76A diganti dengan sistem CIWS Tipe 630 30 mm yang baru.

Dengan mempertimbangkan hal ini, perlu dicatat bahwa fregat-fregat ini akan berusia hingga sepuluh tahun lebih baru daripada alternatif potensial lain yang mungkin dipertimbangkan Indonesia untuk memodernisasi angkatan lautnya: kapal perusak kelas Abukuma yang sedang dipensiunkan oleh Pasukan Bela Diri Maritim Jepang — sebuah kemungkinan yang juga dijajaki oleh negara tetangga, Filipina.

Selain itu, donasi dari Tiongkok akan mengurangi biaya dan hambatan hukum, sementara Jepang terkendala oleh kerangka legislatifnya saat mengekspor persenjataan.

Penting juga untuk dicatat bahwa Tiongkok dan Indonesia sedang menuju penyelesaian perjanjian penting untuk transfer pesawat tempur J-10B bekas dari Tiongkok ke Indonesia, dengan dukungan finansial dari Beijing.

Di samping itu, negosiasi sedang berlangsung untuk kemungkinan penjualan kapal serang cepat Tipe 22, rudal jelajah CM-302, dan rudal pertahanan pantai YJ-12. Menurut perkiraan yang dilaporkan pada bulan Oktober, Tiongkok sedang bersiap untuk memberikan pinjaman sekitar USD 3,1 miliar, yang akan memberikan Indonesia fleksibilitas anggaran yang lebih besar.***