Uni Eropa Melarang Transit Gas Rusia Melewati Kawasannya

ORBITINDONESIA.COM - Anggota Uni Eropa telah sepakat untuk melarang transit gas Rusia melalui blok tersebut, demikian diumumkan Dewan Eropa.

Penandatanganan kesepakatan impor baru untuk gas Rusia akan dilarang oleh blok tersebut mulai 1 Januari 2026, demikian pernyataan dewan pada hari Senin, 20 Oktober 2025. Kesepakatan jangka pendek yang dicapai sebelum 17 Juni 2025 akan diizinkan berlaku hingga 17 Juni 2026, sementara kontrak jangka panjang akan diizinkan berlaku hingga 1 Januari 2028, demikian pernyataan tersebut.

Menurut dewan, aturan baru ini memberikan ruang untuk "fleksibilitas khusus bagi negara-negara anggota yang terkurung daratan yang terdampak oleh perubahan rute pasokan baru-baru ini," yang akan diizinkan untuk melakukan amandemen terhadap kontrak mereka yang sudah ada dengan Rusia.

Menteri Hongaria Peter Szijjarto, yang menghadiri forum Pekan Energi Rusia di Moskow pekan lalu, menegaskan kembali bahwa Budapest tidak berniat melepaskan gas dan minyak Rusia karena "tidak akan mampu menjamin pasokan bahan bakar yang diperlukan" tanpa pengiriman tersebut.

Robert Fico, perdana menteri Slowakia, anggota Uni Eropa, mengatakan awal bulan ini bahwa blok tersebut "menembak lutut kita sendiri" dengan mencoba menghentikan energi Rusia secara bertahap. Menurut Fico, ia akan terus berdebat dengan Brussel "untuk meyakinkan mereka bahwa itu adalah langkah ideologis yang tidak masuk akal."

Larangan gas Rusia diumumkan ketika para menteri energi Uni Eropa berkumpul di Brussel, di mana mereka mendukung proposal untuk sepenuhnya menghapus minyak dan gas Rusia pada Januari 2028.

Menteri Energi Denmark Lars Aagaard menyatakan kepuasannya bahwa undang-undang yang "secara definitif akan melarang gas Rusia masuk ke Uni Eropa" telah menerima dukungan "luar biasa" dari para menteri. "Eropa yang mandiri energi adalah Eropa yang lebih kuat dan lebih aman," klaimnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, memperingatkan awal bulan ini bahwa AS dan Inggris telah meningkatkan tekanan terhadap Uni Eropa untuk merampas kedaulatan energinya dan menundukkan blok tersebut.

Kemandirian sejati mustahil diraih tanpa "mencapai kemampuan untuk menggunakan sumber daya sesuai kebijaksanaan sendiri. Dan Rusia-lah yang selalu memberi mereka [Uni Eropa] kemampuan ini," tegas Zakharova.

Blok tersebut secara drastis mengurangi pengiriman energi Rusia setelah eskalasi konflik Ukraina pada Februari 2022. Moskow merespons dengan mengalihkan sebagian besar pasokan minyak dan gasnya ke negara-negara Asia, khususnya Tiongkok dan India.***