Tampilan Keira Knightly sebagai Jurnalis di Film Thriller "The Woman in Cabin 10"

ORBITINDONESIA.COM - Di tengah tren film-film thriller berkualitas, kini Netflix merilis The Woman in Cabin 10 yang digarap oleh Simon Stone. Naskah filmnya diadaptasi dari novel berjudul sama (2016) karya Ruth Ware.

Film ini dibintangi sederetan nama tenar, antara lain Keira Knightley, Guy Pearce, Art Malik, Gugu Mbatha-Raw, Kaya Scodelario, David Ajala,Daniel Ings, serta Hannah Waddingham. Akankah film thriller ini bisa memberikan sensasi baru dan tren bagus bagi genrenya?

Laura Blacklock (Knightley) adalah seorang jurnalis ternama traumatik yang diundang dalam acara spesial bersama para miliuner di sebuah kapal pesiar pribadi mewah. Acara tersebut digagas oleh Richard Bullmer (Pearce) di mana istrinya yang juga pemilik perusahaan, Annie mengidap kanker akut. Laura secara empat mata sempat berbicara dengan Annie yang rupanya ingin menyumbangkan seluruh hartanya untuk sebuah yayasan kanker.

Malamnya, Laura mendengar kegaduhan di kamar sebelah, dan mendengar seseorang yang terjatuh ke laut. Seisi kapal pun geger dan aksi pencarian pun berlangsung. Faktanya, sang kapten mencatat tidak ada seorang pun yang menghuni kamar nomor 10. Kewarasan Laura pun diuji karena tidak ada seorang pun yang memercayainya. Jiwa jurnalis membawa Laura untuk melakukan investigasi mandiri.

Awalnya, saya pikir ini adalah adaptasi lepas film thriller klasik arahan Hitchcock, The Lady Vanishes (1938) yang juga menginspirasi Flightplan (2005), dibintangi Jodie Foster. Keduanya masing-masing berlokasi di atas kereta api yang berjalan dan pesawat udara komersial.

Kedua film ini memiliki kemiripan plot dengan The Woman in Cabin 10, tetapi siapa sangka rupanya bersumber dari cerita novel yang berbeda. Apakah novelnya mencatut dari The Lady Vanishes yang bersumber dari novel The Wheelspin (1936), bukan menjadi problem di sini. Poinnya adalah kisahnya bukan lagi sesuatu yang baru.

Pengembangan plotnya di awal telah cukup memberikan eksposisi bagi sederetan tokohnya, khususnya Laura dengan segala problema traumatiknya. Penikmat film tulen tentu tak sulit menduga jika ini bakal menjadi motif cerita kelak. Intensitas cerita dan sisi misteri pun masih menarik hingga peralihan babak kedua. Namun dalam pengembangan cerita, informasi makin terkuak, tetapi justru makin memberi banyak pertanyaan bagi penonton. Banyak hal tampak janggal.

Satu poin saja, jika seseorang ingin membuat skenario stunt double satu karakter penting di dalam kapal (yang kelak bakal dibunuh), masak iya, menyusupkan orang tersebut di dekat cabin tempat para tamu (sebelah kamar Laura) dan kru awak kapal lalu lalang? Gilanya, pintu kamar kabin nomor 10 tidak ditutup pula.

Kemungkinan si penyusup bakal terlihat oleh awak kapal dan tamu lainnya tentu besar. Faktanya, aksi tersebut justru dipergoki sendiri oleh sang korban. Laura pun bisa demikian mudahnya masuk ke kabin nomor 10, walau tak disengaja. Plotnya sendiri yang menjawab kejanggalan ini.

Walau terdapat kelemahan dari sisi cerita, harus diakui, penggunaan lokasi di atas kapal super modern, memberikan suasana dan intensitas ketegangan yang lebih. Ukuran kapal tersebut tidak terlalu kecil dan tidak pula terlalu besar, terdapat cukup banyak ruang untuk dieksplorasi dalam pengembangan kisahnya.

Di luar set, penggunaan lokasi sekitar juga memiliki panorama yang sangat indah, memberikan opsi bagi sineas untuk mengeksplorasi suasana eksternal di luar kapal. Ditambah pula sisi sinematografi yang menawan menangkap tiap-tiap momennya, baik interior di dalam kapal maupun eksterior. Ilustrasi musik pun cukup memberi tensi ketegangan dalam mendukung tiap adegannya. Penggunaan set ruang terbatas dalam film ini adalah salah satu pencapaian terbaik bagi genrenya yang sesungguhnya memiliki potensi lebih.

The Woman in Cabin 10 tidak mampu mengolah sisi thriller dengan solid sekalipun didukung set yang mengagumkan. Satu aspek yang belum disinggung adalah para kastingnya. Kita sudah berulang kali melihat sang bintang (Knigthley) dalam situasi plot yang sama, dan kali ini pun sang aktris bermain baik.

Walau jauh jika dibandingkan dengan peran Jodie Foster dalam Flightplan. Aktor sekaliber Pearce bermain hanya sebatas formalitas, justru yang mencuri perhatian adalah Kaya Scodelario dan David Ajala, bermain sebagai Grace dan sang mantan Laura. Sebagai tontonan streaming, The Woman in Cabin 10 rasanya cukup memberikan hiburan bagi penikmat genrenya.

(Sumber: FB Movieboxx) ***