Kontroversi Gelar Pahlawan Guru Tua: Antara Sejarah dan Administrasi

ORBITINDONESIA.COM – Ketika kata 'monyet' menjadi pusat polemik, peran Guru Tua dalam sejarah dan identitas bangsa kembali dipertanyakan.

Kontroversi pernyataan Gus Fuad Plered terhadap usulan Sayyid Idrus bin Salim Aljufri sebagai pahlawan nasional mencerminkan persoalan administratif dan politis yang kompleks. Proses pengusulan gelar kerap terhambat oleh keraguan status kewarganegaraan dan kurangnya perhatian terhadap tokoh dari kawasan timur Indonesia.

Pemberian gelar pahlawan nasional sering kali terhambat oleh standar administratif yang kaku, meskipun jasa besar dalam pendidikan dan dakwah telah diakui. Warisan Guru Tua di Alkhairaat membuktikan kontribusi nyata dalam membangun intelektual dan spiritual bangsa di Indonesia Timur.

Pernyataan Gus Fuad Plered membuka luka lama marginalisasi tokoh dari luar Jawa. Kritik terhadap figur Guru Tua memerlukan pemahaman etis dan historis, bukan sekadar menyoal dokumen administratif, melainkan juga menghargai perjuangan berbasis pendidikan dan kemanusiaan.

Di tengah polemik ini, penting bagi bangsa untuk meninjau ulang parameter kepahlawanan dan membuka ruang dialog lebih adil bagi tokoh dari pinggiran. Penghormatan terhadap Guru Tua harus diiringi dengan rekonsiliasi narasi sejarah yang lebih inklusif dan berimbang.