Penggunaan Beras Medium dalam Program MBG: Penyimpangan dan Implikasinya

ORBITINDONESIA.COM – Ketika anak-anak seharusnya menikmati gizi dari beras premium, kenyataan berkata lain dengan beras medium yang sampai di piring mereka.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menjadi solusi gizi bagi anak-anak sekolah malah terjebak dalam polemik penyimpangan prosedur. Temuan Ombudsman RI mengungkap bahwa beras medium digunakan alih-alih beras premium seperti yang tercantum dalam kontrak, merugikan penerima manfaat.

Masalah ini tidak hanya menyoroti ketidaksesuaian kontraktual, tetapi juga menunjukkan celah dalam sistem pengawasan dan pengendalian mutu. Ombudsman RI melaporkan bahwa kontrol kualitas di dapur umum MBG masih lemah, ditambah dengan sistem pengawasan digital yang belum optimal. Ini mengakibatkan distribusi bahan makanan yang tidak sesuai standar.

Dari sudut pandang masyarakat, persoalan ini menggarisbawahi pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam program pemerintah. Ketika dana publik digunakan, setiap rupiah harus dipertanggungjawabkan. Penyimpangan seperti ini tidak hanya menodai kepercayaan publik, tetapi juga merugikan anak-anak yang membutuhkan asupan gizi berkualitas.

Kasus ini seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan tata kelola program MBG. Tanpa perbaikan sistemik, program ini berisiko gagal mencapai tujuannya. Masyarakat menunggu langkah tegas dari pemerintah untuk memastikan bahwa program ini benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi generasi muda bangsa.

(Orbit dari berbagai sumber, 4 Oktober 2025)