China dan NASA Berlomba Kembali ke Bumi dengan Sampel Mars

ORBITINDONESIA.COM – NASA mungkin telah menemukan biosignature di Mars, tetapi bisakah China mendahului dalam membawa sampel penting kembali ke Bumi untuk analisis definitif?

NASA baru-baru ini mengumumkan penemuan kemungkinan biosignature di kawah Jezero, Mars. Namun, untuk memastikan keberadaannya, sampel harus dibawa kembali ke Bumi. NASA menghadapi tantangan anggaran dan penundaan dalam misi Mars Sample Return (MSR), sementara China bersiap untuk meluncurkan misi Tianwen 3 untuk mengumpulkan dan mengembalikan sampel dari Mars.

NASA mengandalkan teknologi pendaratan presisi yang telah dikembangkan selama beberapa dekade untuk mendarat di lokasi-lokasi yang lebih tinggi dan berisiko. Di sisi lain, Tianwen 3 dari China harus mendarat di area yang lebih rendah untuk memanfaatkan atmosfer Mars dalam memperlambat pendaratannya. Meskipun Tianwen 3 mungkin tidak dapat mencapai lokasi yang sama dengan Perseverance, misi ini dapat menargetkan area kaya tanah liat dan bekas aliran sungai yang mirip dengan tempat penemuan Sapphire Canyon.

Tianwen 3 dapat menjadi peluang bagi China untuk memimpin dalam eksplorasi Mars jika dapat berhasil membawa sampel Martian pertama ke Bumi. Namun, ketergantungan pada lokasi pendaratan yang aman dan keterbatasan teknologi pendaratan dapat menjadi tantangan. Sementara itu, NASA perlu mempertimbangkan strategi alternatif untuk mengembalikan sampel Perseverance jika ingin tetap bersaing.

Persaingan antariksa ini bukan hanya tentang siapa yang tiba lebih dulu, tetapi juga tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan kolaborasi global. Apakah ini akan menjadi momen bagi dunia untuk bersatu dalam eksplorasi kosmik ataukah justru memicu kompetisi yang lebih besar? Hanya waktu yang akan menjawab.

(Orbit dari berbagai sumber, 3 Oktober 2025)