China Pamerkan Kekuatan Pertahanan dalam Parade Militer 80 Tahun Kemenangan Lawan Agresi Jepang

ORBITINDONESIA.COM - China memamerkan kekuatan pertahanan terkini mereka dalam parade militer peringatan 80 tahun kemenangan Perang Rakyat China Melawan Agresi Jepang yang berpusat di Lapangan Tiananmen, Beijing. 

"Rakyat China dengan teguh berpihak pada sisi sejarah yang benar, kemajuan peradaban manusia, berkomitmen pada jalan pembangunan damai, serta bergandengan tangan dengan masyarakat semua negara untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," kata Presiden Xi Jinping pada awal rangkaian parade militer di Beijing, Rabu, 3 September 2025.

Sebelum Presiden Xi Jinping berpidato, upacara diawali dengan penghormatan artileri sebanyak 80 kali, diikuti dengan lagu kebangsaan, "March of the Volunteers" lagu yang diciptakan pada 1935 selama tahun-tahun awal perlawanan terhadap invasi pasukan Jepang.  

Hadir juga dalam acara tersebut 26 pemimpin negara dan pemerintahan termasuk Presiden Prabowo Subianto. Presiden Rusia Vladimir Putin, Pemimpin Besar Korea Utara Kim Jong-un, maupun pemimpin negara lain dari Vietnam, Laos, Malaysia, Mongolia, Pakistan, Nepal, Maladewa, Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, Kirgizstan, Turkmenistan, Belarus, Azerbaijan, Armenia, Iran, Kongo, Zimbabwe, Serbia, Slovakia, Kuba hingga Myanmar maupun para pemimpin organisasi internasional dan mantan pejabat negara sahabat.

"Tentara Pembebasan Rakyat China selalu menjadi pasukan pahlawan yang dapat sepenuhnya dipercaya oleh Partai dan rakyat. Seluruh prajurit harus setia melaksanakan tugas suci, mempercepat pembangunan angkatan bersenjata, menjaga kedaulatan, kesatuan, dan keutuhan wilayah negara, memberikan dukungan strategis bagi terwujudnya kebangkitan besar bangsa Tiongkok," tegas Presiden Xi.

Presiden Xi kemudian melakukan inspeksi ke 45 formasi pasukan sambil menyapa pasukan dengan "Ni Hao Kamerad" dan "Kalian sudah bekerja dengan baik Kamerad" ke setiap formasi pasukan.

Kemudian dimulai defile pasukan PLA baik dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Roket maupun tentara PLA yang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB.  

Dilanjutkan parade persenjataan terkini yang dimiliki dan diproduksi China, antara lain kendaraan amfibi roda lapis baja, kendaraan tempur (ranpur) infanteri dan howitzer (meriam berat yang dirancang untuk menembakkan peluru berdaya ledak tinggi dalam lintasan melengkung (indirect fire).

Berbagai jenis tank dari beberapa generasi seperti tank 99B, tank 100, dan kendaraan pendukung 100 yang mendukung kemampuan mobilitas merebut titik penting hingga daya tembus pertahanan.  

Selanjutnya ada juga rudal dengan kendaraan luncur hipersonik (Hypersonic Glide Vehicle atau HGV) yang dapat membawa hulu ledak dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara dengan lintasan terbang yang tidak teratur sehingga dapat mengganggu pertahanan rudal dan dapat menghancurkan kapal di laut.

Rudal yang dipertunjukkan termasuk dari keluarga Hongqi (bendera merah) yaitu Hongqi-20, Hongqi-19, Hongqi-29 sebagai rudal pertahanan udara jarak jauh generasi baru sehingga dapat menembak jatuh pesawat tempur, pesawat siluman (stealth), rudal jelajah dan rudal balistik jarak menengah.

Selanjutnya ditampilkan rudal nuklir peluncur udara Jinglei-1, Julang-3, Dongfeng-61 (DF-61), Dongfeng-31 yang tampil pertama sebagai satu kesatuan. Senjata tersebut adalah rudal balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile atau ICBM) yang dengan Julang 3 berbasis di kapal selam, Dongfeng-61 dan Dongfeng-31 berbasis di darat dan Jinglei-1 di udara.

Dongfeng-5C, rudal balistik antarbenua berbahan bakar cair juga tampil, kemudian kapal selam tanpa awak berbentuk tabung hitam besar dengan baling-baling belakang AJX002.

Hadir juga keluarga pesawat tempur siluman canggih -16D, J-20, J-35A, J-20S, J-20A yang tampil dalam dua formasi maupun helikopter tanpa awak yang cocok untuk serangan jarak jauh maupun dukungan logistik.

Masih ada senjata laser yang termasuk dalam kelas yang disebut "senjata energi terarah" dengan mencakup sistem gelombang mikro berdaya tinggi. Senjata ini mengandalkan energi elektromagnetik untuk melumpuhkan target melalui panas, gangguan pada sistem kelistrikan internal atau pembutaan sensor seperti optik dan radar.

Senjata energi terarah tersebut dapat lebih murah dibanding senjata kinetik yang membutuhkan biaya peluru atau rudal. Pengangkutannya pun lebih mudah karena proyektil logam berat tidak perlu dibawa bersama senjata, hanya sumber energi saja.

Parade ditutup dengan pelepasan ribuan balon ke udara.***