Mengatasi Grind Culture: Keseimbangan Kerja dan Kehidupan yang Sehat
ORBITINDONESIA.COM – Di era digital yang terus bergerak cepat, grind culture telah menjadi norma. Namun, harga yang harus dibayar adalah kesehatan mental yang terabaikan.
Budaya kerja yang mengagungkan produktivitas tanpa henti sering kali mengabaikan keseimbangan hidup. Fenomena ini dikenal sebagai grind culture. Banyak pekerja merasa terjebak dalam lingkaran kerja berlebihan, mengorbankan kesehatan mental dan fisik.
Studi menunjukkan bahwa 76% pekerja mengalami burnout di tempat kerja. Sementara itu, perusahaan yang mempromosikan keseimbangan hidup menunjukkan peningkatan produktivitas hingga 21%. Statistik ini menunjukkan pentingnya menemukan keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Melawan grind culture bukan hanya tentang mengurangi jam kerja. Ini tentang meredefinisi apa arti sukses. Menghargai istirahat dan waktu untuk diri sendiri bisa menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas dan kebahagiaan jangka panjang.
Mengatasi grind culture memerlukan perubahan paradigma dalam cara kita memandang pekerjaan. Apakah kita siap untuk memprioritaskan kesejahteraan di atas produktivitas semata? Langkah pertama dimulai dari diri kita sendiri.
(Orbit dari berbagai sumber, 2 September 2025)