Transformasi Budaya di Sony Music: Tantangan dan Harapan

ORBITINDONESIA.COM – Kontroversi baru mengguncang Sony Music Australia & New Zealand, menyoroti tantangan transformasi budaya di bawah kepemimpinan Vanessa Picken.

Sejak diangkat sebagai CEO dan Chair pada 2022, Vanessa Picken menghadapi tugas berat mengubah budaya kerja di Sony Music ANZ. Pengganti Denis Handlin ini ditugaskan untuk memulihkan reputasi perusahaan yang ternoda oleh laporan budaya kerja yang toksik. Laporan terbaru di Sydney's The Daily Telegraph kembali menyoroti masalah ini, meski investigasi sebelumnya menyatakan Picken tidak bersalah.

Perubahan budaya di perusahaan besar seperti Sony Music bukanlah tugas yang mudah. Meski Picken telah berupaya menerapkan reformasi berbasis transparansi dan akuntabilitas, keluhan terus bermunculan. Data dari laporan menunjukkan adanya tuduhan terhadap Picken, termasuk meremehkan karyawan senior dan membuat pernyataan tidak pantas. Namun, penyelidikan oleh pihak eksternal tidak menemukan bukti pelanggaran.

Perubahan kepemimpinan sering kali memicu resistensi, terutama ketika melibatkan reformasi besar-besaran. Picken, sebagai pemimpin perempuan pertama Sony Music ANZ, menghadapi beban ganda untuk membuktikan kemampuan dan mengatasi warisan buruk pendahulunya. Dalam konteks ini, kritik yang muncul bisa jadi mencerminkan gesekan antara harapan akan perubahan cepat dan kenyataan proses yang panjang.

Apakah Sony Music dapat membalikkan keadaan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif? Tantangan ini bukan hanya soal kebijakan, tapi juga tentang mengubah mindset seluruh organisasi. Mungkin, menggali lebih dalam tentang bagaimana individu di dalam organisasi merespons perubahan dapat menjadi kunci bagi keberhasilan reformasi budaya di masa mendatang.