Simak Penjelasan Waktu dan Tempat Adat Tedak Siten untuk Bayi Digelar, Jangan Sampai Salah
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 26 September 2022 09:31 WIB
ORBITINDONESIA - Prosesi adat tedak siten merupakan salah satu budaya Jawa yang masih dipertahankan hingga sekarang.
Prosesi adat tedak siten tidak hanya dilakukan oleh masyarakat di desa-desa, tapi juga masyarakat perkotaan dan bahkan memiliki status sosial tinggi.
Seperti yang dilakukan oleh pasangan selebritis Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah yang menggelar prosesi adat tedak siten untuk putri pertamanya Ameena Hanna Nur Atta, Minggu, 25 September 2022.
Lantas, kapan dan dimana proses adat tedak siten ini dapat dilangsungkan?
Dilansir dari laman Peta Budaya Kemendikbud, upacara tedak siten biasanya dipandang sebagai sesuatu yang keramat sehingga tempat pelaksanaannya pun tidak dapat dilakukan di sebarang tempat.
Pada umumnya tempat pelaksanaannya di halaman rumah, sedangkan waktunya biasanya disesuaikan dengan weton (hari lahir) si anak.
Misalnya, jika si anak itu weton-nya pada hari Sabtu legi biasanya upacara akan dilaksanakan pada hari Sabtu legi.
Apabila menurut perhitungan hari tidak baik, maka pelaksanaannya dapat diundur atau dimajukan.
Selain kedua orang tua bayi, upacara ini juga dihadiri oleh kakek nenek, dan para pinisepuh sebagai tamu terhormat. Selain itu, juga mengundang saudara-saudara dekatnya.
Baca Juga: Peristiwa Ledakan di Asrama Grogol, Polisi Jadi Korban, Begini Kondisinya
Tedak siten berasal dari kata tedak atau tedhak yang artinya turun dan siti yang artinya tanah sehingga upacara ini juga disebut dengan istilah upacara turun tanah.
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, upacara ini dimaksudkan sebagai simbol bagi anak-anak untuk bersiap-siap menjalani hidup melalui tuntunan orangtua agar nantinya dapat tumbuh menjadi anak yang mandiri.
Bagi masyarakat Jawa, tedak siten merupakan tradisi yang adiluhung, karena dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta atas kelahiran anak tercinta melalui upacara khusus, yaitu tradisi tedak siten.
Baca Juga: Bukan Bom Teroris, ini Penyebab Ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo Kata Kapolda Jateng
Tradisi ini merupakan adat kebiasaan masyarakat Jawa asli yang sarat dengan nilai-nilai spiritual.
Selain itu juga sebagai bentuk penghormatan kepada bumi tempat si kecil mulai belajar menginjakkan kakinya ke tanah (tedak siten ) dengan diiringi doa-doa dari orangtua dan sesepuh sebagai pengharapan agar kelak si anak bisa sukses dalam menjalani kehidupannya.***