Kota Pontianak Jadi Tuan Rumah Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia 2025

ORBITINDONESIA.COM - Kota Pontianak menjadi tuan rumah Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia (FESyar KTI) 2025 yang berlangsung pada 29 Agustus–1 September 2025.

Festival Ekonomi Syariah ini mengusung mengusung tema Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Stabilitas dan Kemandirian Ekonomi Kawasan Timur Indonesia.

"FESyar KTI 2025 menghadirkan beragam agenda mulai dari pameran UMKM dari 22 provinsi, seminar, gelar wicara, training of trainer, business matching, beauty fair, green space, kompetisi hingga tabligh akbar. Ribuan pengunjung ditargetkan hadir, termasuk pelaku UMKM, akademisi, penggiat ekonomi syariah, dan masyarakat umum," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Doni Septadijaya dalam jumpa pers persiapan pelaksanaan kegiatan Fesyar KTI bersama sejumlah pihak pendukung di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin, 25 Agustus 2025.

Pada kesempatan itu, Doni mengatakan festival ini merupakan bagian dari Road to Indonesia Syariah Economic Festival (ISEF), ajang syariah terbesar dunia yang rutin digelar BI untuk memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah nasional.

"FESyar KTI bukan hanya perayaan tahunan, melainkan momentum mempercepat transformasi ekonomi syariah di Kawasan Timur Indonesia, khususnya Kalbar. Potensi UMKM, produk halal, hingga dana sosial syariah menjadi penggerak penting," tuturnya.

Dia menjelaskan, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan syariah nasional tahun 2025 mencapai 43,42 persen, sedangkan inklusi keuangan syariah baru 13,41 persen.

Sementara itu, lebih dari 95 persen unit usaha di Kalbar merupakan UMKM, mayoritas bergerak di bidang makanan-minuman, fesyen dan kriya.

Namun, tantangan masih ditemui berupa keterbatasan sertifikasi halal, akses pembiayaan syariah, dan penetrasi pasar.

Karena itu, BI bersama mitra strategis mendorong tiga pilar utama dalam FESyar KTI, yaitu penguatan ekosistem produk halal, penguatan keuangan syariah, serta literasi, inklusi dan halal lifestyle.

Rangkaian acara meliputi pameran produk halal, kompetisi chef halal, modest fashion, sharia fair, hingga forum business matching.

Selain itu, FESyar menghadirkan edukasi zakat, infak, sedekah, wakaf (ZISWAF) serta literasi digital untuk generasi muda.

"Puncak kegiatan berupa tabligh akbar bersama Syekh Muhammad Jaber di Masjid Mujahidin Pontianak yang mengangkat tema wakaf produktif untuk kesejahteraan umat," katanya.

Di tempat yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar Harisson menyatakan Indonesia memiliki potensi ekonomi syariah besar sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia.

"Populasi Muslim bukan hanya angka, tapi kekuatan pasar yang luar biasa. Tren industri halal terus tumbuh, minat masyarakat terhadap produk syariah juga meningkat. Posisi Indonesia makin kuat menuju pusat ekonomi syariah dunia," katanya.

Ia menambahkan, Pemprov Kalbar telah membentuk Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) sejak Maret 2024 sebagai katalis pengembangan ekonomi syariah.

Komite yang dipimpin gubernur dan wakil gubernur itu beranggotakan unsur pemerintah, akademisi, praktisi, pelaku usaha, hingga organisasi masyarakat.

Pengembangan ekonomi syariah juga telah diintegrasikan dalam RPJMD Kalbar 2025–2029 dengan fokus pada UMKM halal, modest fashion, keuangan sosial syariah, serta peningkatan literasi masyarakat tentang gaya hidup halal.

"Sebagai tindak lanjut, Pemprov Kalbar akan menggelar Seminar Nasional bertema ‘Muatan Ekonomi Syariah dalam Asta Cita Presiden dan RPJMD Kalbar 2025–2029’ pada 9 September mendatang. Seminar ini menjadi rangkaian pasca-FESyar KTI yang dilaksanakan KDEKS dengan dukungan penuh pemprov," kata Harisson.

Melalui kolaborasi Bank Indonesia, pemerintah daerah, dan mitra strategis, FESyar KTI 2025 diharapkan memperkuat ekosistem produk halal, memperluas akses keuangan syariah, serta meningkatkan literasi masyarakat.

"Dengan langkah berkelanjutan, Kalbar dapat tumbuh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi syariah di Kawasan Timur Indonesia sekaligus memberi kontribusi nyata terhadap pencapaian Indonesia sebagai pusat halal dunia," kata Harisson.***