CEO Amerika Prioritaskan Produktivitas di Atas Keseimbangan Hidup-Kerja

ORBITINDONESIA.COM – CEO perusahaan besar di Amerika Serikat, seperti John Stankey dari AT&T dan Scott Wu dari Cognition, menegaskan perubahan budaya kerja yang menitikberatkan pada produktivitas dan kecepatan, memicu kekhawatiran di kalangan karyawan.

Seiring dengan pemulihan ekonomi pasca-pandemi, banyak CEO berusaha mengubah budaya kerja dengan menekankan efisiensi. Pandangan ini menekankan kembali ke kantor dan jam kerja panjang, mengabaikan fleksibilitas dan keseimbangan hidup-kerja yang sebelumnya diutamakan.

Langkah ini didorong oleh kekhawatiran terhadap ekonomi dan ancaman AI. Menurut Daniel Zhao, ekonom Glassdoor, tekanan ini muncul dari ketakutan akan kerugian bisnis di masa depan. Sebuah survei Pew Research menunjukkan hampir setengah pekerja mungkin meninggalkan pekerjaan jika diminta kembali bekerja penuh waktu di kantor.

Kritik terhadap pendekatan ini datang dari pakar strategi bakat yang memperingatkan potensi dampak buruk pada kinerja dan daya tarik perusahaan. Ketidakpuasan karyawan dapat mempengaruhi keberlangsungan bisnis. Pemimpin harus jujur tentang budaya kerja yang ingin dibangun untuk menghindari konflik potensial.

Seiring dengan transformasi besar-besaran yang dialami banyak perusahaan, pertanyaan tentang keseimbangan dalam budaya kerja tetap relevan. Apakah fokus baru pada produktivitas dapat sejalan dengan kesejahteraan karyawan, atau justru akan menimbulkan masalah baru di masa depan?

(Orbit dari berbagai sumber, 25 Agustus 2025)