Bendungan Kedungombo, Penjaga Air dan Harapan Petani Jawa Tengah

ORBITINDINESIA.COM - Musim tanam bagi petani di Grobogan, Kudus, Pati, dan Demak tidak lagi sesulit dulu. Seiring dengan keberadaan Bendungan Kedungombo, pasokan air untuk sawah kini lebih terjaga. Air yang mengalir melalui jaringan irigasi bukan hanya mempercepat tumbuhnya padi, tetapi juga menjaga semangat para petani untuk tetap menanam meski musim kering tiba.

Volume air di Bendungan Kedungombo per 24 Agustus 2025 tercatat 472,39 juta meter kubik dengan elevasi muka air 87,67 meter. Dari waduk inilah aliran air diarahkan untuk mengairi 64.364 hektar lahan pertanian yang tersebar di empat kabupaten.

Ketua Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Sidorejo, Maryoto, merasakan betul perubahan itu. “Minimal tiga kali kami bertemu selama musim tanam untuk berkoordinasi. Kalau ada lahan yang padinya belum dipanen, kami beri toleransi. Begitu selesai, langsung olah lahan. Semua diputuskan secara musyawarah,” ujarnya. Bagi Maryoto, komunikasi antarpetani menjadi kunci agar tidak ada yang merasa dirugikan.

Hal senada disampaikan Akrab, petani asal Kudus sekaligus Ketua Federasi Sistem Irigasi Waduk Kedungombo. Ia mengenang masa-masa sulit ketika air irigasi sering diperebutkan. “Dulu sebelum ada sistem pengaturan, petani sering berebut air. Sekarang sudah tertib, tidak ada lagi demo, semua diarahkan melalui musyawarah,” katanya.

Kehadiran federasi irigasi dari Bendungan Kedungombo memberi kepastian bahwa aliran air akan adil dan merata. Setiap kelompok petani tahu jadwal giliran mereka, sehingga tidak ada lagi keresahan yang dulu kerap menimbulkan konflik.

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa irigasi yang terpelihara adalah kunci ketahanan pangan nasional. “Fungsi bendung dan saluran irigasi harus dijaga keberlanjutannya untuk memastikan distribusi air yang efisien dan merata,” ujarnya.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Sudarto, menambahkan bahwa distribusi air dilakukan berdasarkan SK Pola Tanam yang telah disepakati bersama petani, pemerintah daerah, dan Komisi Irigasi. Musim Tanam I akan dimulai pada 1 September 2025. “Tetapi apabila ada permintaan lanjutan kami siap, Bendungan Kedungombo dalam kondisi siap,” tegasnya.

Dengan kapasitas tampung normal 561,2 juta m³, Bendungan Kedungombo memberi manfaat besar bagi daerah irigasi seluas 64.364 hektare: mulai dari DI Sidorejo dan Sedadi di Grobogan, DI Klambu Kiri di Demak, DI Klambu Kanan di Pati, hingga DI Klambu Wilalung di Kudus. Semua ini bersumber dari aliran Sungai Serang dengan daerah tangkapan 614 km².

Kini, petani di Tapal Kuda Jawa Tengah tidak lagi resah menanti hujan. Bagi mereka, air Kedungombo adalah sumber kehidupan yang menjaga panen tetap berlanjut, dan pada akhirnya menopang ketahanan pangan bagi jutaan orang di Jawa.

 

Penulis: Bayu Anggara