BPS: Perekonomian Jakarta Tumbuh 5,12 Persen, Lebih Tinggi Dibanding Nasional
- Penulis : Wahyu Husain
- Selasa, 05 Agustus 2025 19:05 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta menyebut perekonomian kota ini tumbuh 5,18 persen pada triwulan II-2025 yoy, lebih tinggi dibanding capaian ekonomi nasional di angka 5,12 persen.
Menurut Kepala BPS Jakarta Nurul Hasanudin dalam siaran pers Berita Statistik Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Triwulan II 2025 di Jakarta, Selasa 5 Agustus 2025, sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan tercatat tumbuh 9,90 persen, diikuti lapangan usaha akomodasi dan makan minum 9,79 persen, jasa lainnya 8,31 persen, serta jasa perusahaan 7,62 persen.
"Ini sangat relevan dengan bagaimana tujuan mobilitas masyarakat yang meningkat. Transportasi, penyediaan akomodasi makan minum dan jasa lainnya tumbuh cukup dominan di triwulan kedua," ujarnya.
Baca Juga: Gubernur Pramono Anung Janji Perbaiki Pasar Taman Puring yang Terbakar
Hasanudin merinci, pertumbuhan di sektor lapangan usaha transportasi dan pergudangan ditopang dengan jumlah penumpang angkutan darat dan angkutan penyeberangan yang meningkat, demikian pula jumlah angkutan barang dan volume lalu lintas tol yang juga meningkat.
Lalu, untuk sektor penyediaan akomodasi dan makan minum didorong peningkatan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel, dan realisasi penerimaan pajak restoran.
Kemudian, pertumbuhan dari jasa lainnya, terkait dengan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang meningkat.
Baca Juga: Sepakat Pindah ke Hunian Jakarta International Stadium, Warga Kampung Bayam: Pramono Anung Ayah Kami
Untuk pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 17,26 persen, diikuti komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 5,50 persen seiring dengan peningkatan impor barang modal dan output konstruksi.
Komponen dengan pertumbuhan terbesar selanjutnya adalah pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) yang tumbuh 5,16 persen; diikuti oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) yang tumbuh 5,13 persen yang didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat pada kelompok restoran dan hotel; transportasi dan komunikasi; serta perumahan dan perlengkapan rumah tangga.
Komponen pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) tumbuh 4,58 persen seiring dengan meningkatnya aktivitas lembaga keagamaan dan organisasi masyarakat pada perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional.
Baca Juga: Gubernur Pramono Anung: Pelamar PPSU dan Pemadam Kebakaran Didominasi dari Luar Jakarta
Komponen impor barang dan Jasa sebagai faktor pengurang tumbuh sebesar 16,99 persen.***