DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Satrio Arismunandar: Di Gaza, Dunia Memalingkan Wajah

image
Ilustrasi anak-anak di Gaza (Foto: Istimewa)

ORBITINDONESIA.COM - Di Gaza, malam tak lagi hitam,
karena langit telah hangus oleh bom.
Anak-anak menggigil di puing-puing rumah,
menanti roti yang tak pernah datang.

Tangisan tidak lagi nyaring—
hanya gumam lapar yang dilupakan angin.
Tulang belulang mendekap debu,
di bawah mata kamera yang buta rasa.

Bantuan tertahan di batas absurd,
diadili birokrasi yang tak punya hati.
Sehelai kain tak bisa membungkus duka,
ketika dunia memilih diam dan basa-basi.

Baca Juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron: Bantuan Udara Saja Tak Cukup, Israel Harus Buka Akses ke Gaza

Para pemimpin bersidang tentang perdamaian
sementara genosida berlangsung di siaran langsung.
Kemanusiaan tergadai di meja dagang
dan diplomasi menjadi ladang pembiaran.

Berapa banyak jasad harus disusun
agar dunia mulai merasa bersalah?
Berapa bayi harus mati kelaparan
sebelum empati tak lagi dianggap berbahaya?

Di Gaza, manusia dibunuh dua kali:
pertama oleh peluru,
kedua oleh sikap acuh kita sendiri.

Baca Juga: Empat Anggota DPR AS dari Partai Demokrat Desak Trump Akhiri Perang di Gaza

Depok, 31 Juli 2025

*Satrio Arismunandar* adalah penulis buku dan wartawan senior. Saat ini menjabat Pemimpin Redaksi media online OrbitIndonesia.com dan majalah pertahanan/geopolitik/hubungan internasional ARMORY REBORN.

Ia saat ini menjadi Staf Ahli di Biro Pemberitaan Parlemen, Sekretariat Jenderal DPR RI. Juga, Sekjen Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA (sejak Agustus 2021).

Baca Juga: Investigasi BBC: Militer Israel Tembak Anak Palestina Gaza di Bagian Kepala atau Dada dalam 95 Kasus

Ia pernah menjadi jurnalis di Harian Pelita (1986-1988), Harian Kompas (1988-1995), Majalah D&R (1997-2000), Harian Media Indonesia (2000-2001), Executive Producer di Trans TV (2002-2012), dan beberapa media lain.

Halaman:

Berita Terkait