Kuliah Umum di UGM, Ramos Horta Usul Pendirian Pusat Studi Perdamaian ASEAN
- Penulis : Krista Riyanto
- Kamis, 31 Juli 2025 19:39 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta mengusulkan pendirian Pusat Studi Perdamaian dan Rekonsiliasi Komunitas ASEAN yang melibatkan universitas serta organisasi masyarakat.
Ramos Horta ketika kuliah umum di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis31 Juli 2025 mengatakan, rekonsiliasi bukanlah konsep abstrak, melainkan proses yang dapat dipelajari dan diwariskan oleh generasi ke generasi.
Dalam pidato bertema "Pemberdayaan Masyarakat: Pendidikan, Kewirausahaan Sosial, dan Perdamaian", Ramos Horta menegaskan, "Rekonsiliasi adalah seni yang bisa dipelajari dan diajarkan."
Pengalaman panjang Timor Leste membangun perdamaian usai konflik, tutur Ramos, menjadi dasar penting untuk mendorong inisiatif tersebut di tingkat kawasan.
Ia menyebut rekonsiliasi yang pernah dijalankan pemerintahannya menjadi bagian dari upaya membangun kembali jaringan sosial masyarakat.
"Kami membentuk proses kebenaran dan rekonsiliasi, mempromosikan dialog, dan berinvestasi dalam membangun kembali jaringan sosial masyarakat," katanya.
Baca Juga: Pakar Studi ASEAN, Zain Maulana: Indonesia Punya Posisi Strategis Dorong Perdamaian Thailand-Kamboja
Presiden peraih Nobel Perdamaian itu menilai bahwa pendekatan lokal dan tradisional patut memperoleh tempat dalam proses perdamaian di Asia Tenggara.
"Model seperti Tara Bandu dan bentuk dialog antargenerasi tradisional lainnya harus diakui sebagai alat efektif untuk mediasi, transformasi, dan perdamaian sosial dalam konteks yang beragam," katanya.
Tara Bandu seperti yang disampaikan Ramos ialah mekanisme hukum adat yang berlaku di Timor Leste untuk mengatur tata kelola sumber daya alam.
Baca Juga: China Dukung Langkah ASEAN untuk Selesaikan Konflik Kamboja-Thailand
Ramos Horta juga menyinggung pentingnya membedakan antara perdamaian sejati dan perdamaian semu.