DECEMBER 9, 2022
Kolom

Dunia, Saatnya Ubah Derita di Gaza Jadi Kebangkitan Baru Palestina

image
Anak Palestina di Gaza yang terancam meninggal akibat kekurangan gizi dan makanan (Foto: SCMP)

ORBITINDONESIA.COM - Bayi Zeinab yang berusia lima bulan terbaring dengan minim gerakan di atas ranjang besi berkarat di salah satu dari sedikit rumah sakit yang masih dapat beroperasi di Gaza.

Tubuhnya yang ringkih, kelaparan, dan tanpa suara, sama sekali tidak memiliki kesesuaian dengan bayi bermata cerah dalam foto Zaenab yang dipampang di atas ranjang tersebut.

Ibu Zeinab, kepada kantor berita RIA Novosti, mengungkapkan bahwa foto tersebut diambil saat buah hatinya baru berusia 40 hari dan memiliki berat badan sekitar 5,5 kilogram. Namun kini, setelah berbulan-bulan bantuan pangan untuk Gaza diblokade Israel, berat badan Zaenab hilang 2 kilogram.

Baca Juga: Keterlibatan Negara Ketiga dan Organisasi Internasional dalam Genosida oleh Israel Terhadap Warga Palestina

Sang bunda berkata dengan terisak bahwa dengan kondisi tidak ada susu serta tidak ada makanan, dirinya menyaksikan penderitaan putrinya yang merana sehingga kehilangan banyak bobot badan yang merupakan beban sangat berat yang harus ditanggung seorang bayi.

Seperti Zeinab, terdapat ribuan anak di Gaza yang menderita kelaparan akut, terjebak di zona perang yang dibuat menjadi wilayah seperti kamp konsentrasi. Berbagai rumah sakit dan fasilitas medis yang dibombardir Israel kewalahan dengan banyaknya anak dan bayi malnutrisi yang berjuang untuk bertahan hidup.

Kisah yang dialami Zeinab hanyalah satu dari sekian banyak cerita dari para insan yang tersiksa di Gaza, yang oleh banyak pihak pada akhirnya hanya menjadi angka-angka statistik di berbagai pemberitaan media massa.

Baca Juga: Ratusan Ribu Anak dan Bayi di Gaza Palestina Hadapi Kematian Akibat Kelaparan

Kelaparan = kenyataan hidup Gaza

Di Gaza saat ini, kelaparan bukanlah sekadar ancaman, melainkan kenyataan hidup yang telah mengubah nasib anak-anak yang dulu kerap tersenyum, kini harus berjuang dalam diam di tengah pertempuran, menahan lapar yang tak tertahankan bagi tubuh mungil mereka.

Memang, setelah tekanan internasional dan negosiasi yang bertele-tele terutama dalam menghadapi kekejaman Israel itu, akhirnya sejumlah truk bantuan telah diizinkan memasuki wilayah Gaza yang diblokade. Namun, volume bantuan yang diizinkan dinilai masih terlalu minim dengan distribusi yang masih belum lancar.

Baca Juga: Badan PBB UNRWA: Gaza Hadapi Kelaparan Massal yang Dibuat dan Disengaja

Tidak heran masih banyak yang meragukan bahwa bencana kemanusiaan yang dialami penduduk Gaza akan dapat teratasi dengan bantuan tidak memadai itu.

Halaman:

Berita Terkait