Pelapor khusus PBB Francesca Albanese: Israel Wujudkan Salah Satu Genosida Terkejam Dalam Sejarah
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Jumat, 04 Juli 2025 03:55 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Pelapor khusus PBB Francesca Albanese pada Kamis, 3 Juli 2025 menyebut gempuran Israel di Jalur Gaza, yang mengakibatkan penderitaan luar biasa warga Palestina, sebagai salah satu genosida paling kejam dalam sejarah modern.
"Situasi di wilayah Palestina yang diduduki sangat mengerikan. Di Gaza, orang-orang terus menanggung penderitaan yang tak terbayangkan. Israel bertanggung jawab atas salah satu genosida paling kejam dalam sejarah modern," kata Francesca Albanese dalam sidang ke-59 Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
"Angka resmi menunjukkan lebih dari 200.000 orang tewas atau terluka, namun pakar kesehatan terkemuka memperkirakan jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi," lanjut Francesca Albanese.
Baca Juga: Qatar Ajukan Usulan Baru Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza dan Tukar Sandera
Di Tepi Barat, warga Palestina masih harus menghadapi gelombang pengungsian paksa terbesar sejak 1967. Hampir 1.000 warga Palestina telah terbunuh, 10.000 orang terluka, 10.000 orang ditahan, dan banyak dari mereka telah disiksa, kata Albanese.
"Saya pernah mengira masalahnya adalah ketidaktahuan — kurangnya pemahaman tentang Palestina dan sejarahnya," ujar Albanese.
"Kemudian, saya melihat ideologi yang berperan, kedekatan politik yang mendalam antara banyak negara dan elite dengan Israel. Namun, dalam menghadapi genosida, yang begitu kentara, begitu mencolok, begitu tersiar langsung, penjelasan-penjelasan ini tidaklah cukup," kata dia menambahkan.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Serangan Israel Tewaskan Marwan Al-Sultan Direktur RS Indonesia dan Keluarga di Gaza
Sidang ke-59 Dewan HAM PBB berlangsung di Jenewa mulai 16 Juni hingga 9 Juli.
Dewan HAM didirikan pada 2006 dengan anggota 47 negara, yang bertugas melindungi dan memajukan hak asasi manusia melalui pembahasan pelanggaran, mengadopsi resolusi, dan mengoordinasikan upaya global dalam bidang ini.
Pada Februari, AS dan Israel menyatakan bahwa mereka tidak akan lagi mengambil bagian dalam sidang dewan tersebut.
The Washington Free Beacon pada Selasa melaporkan, mengutip komunikasi pribadi antara PBB dan Amerika Serikat, bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah mengirimkan permintaan resmi kepada PBB untuk mencopot Albanese dari jabatannya karena "antisemitisme yang ganas dan dukungannya terhadap terorisme." ***