Catatan Denny JA: Dilema Batin Petugas Perbatasan dan Luka Sosial Lainnya
- Penulis : Krista Riyanto
- Sabtu, 28 Juni 2025 15:30 WIB

Mereka mengingatkan kita bahwa di balik pagar besi dan protokol, ada manusia yang juga sedang diuji. Bahwa penjaga pun bisa merasa terkepung: bukan oleh musuh, tetapi oleh rasa bersalah.
Dan dari dua karya ini, kita ditarik masuk ke ruang yang jarang dibuka sastra: ruang batin petugas.
Di sana, kita belajar bahwa terkadang, tugas paling berat bukanlah menolak atau menerima, tetapi berdiri di antara keduanya dengan hati yang masih hidup.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Puisi, dan Apapun, tak Pernah Cukup, Lalu Mengapa Lahir Puisi Esai
-000-
Kesepuluh puisi esai pemenang Festival Puisi Esai ASEAN ke‑4 (2025) adalah mosaik luka sosial Asia Tenggara yang dirangkai dalam bahasa puitis dan dokumentatif.
Dalam Festival kali ini, masuk hampir 1000 puisi esai dari berbagai negara.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Ketika Kita Diam Saja Melihat 1300 Anak-anak Dibunuh
Isbedy Stiawan ZS mengangkat konflik agraria warga Wadas yang menolak tambang andesit demi menjaga mata air leluhur.
Datin Seri yang Hilang di Tengah Kota Raya, ditulis oleh Jaya Ramba, merekam misteri hilangnya Pamela Ling, aktivis anti-korupsi yang lenyap dalam kabut kekuasaan.
D. Kemalawati menyayat hati lewat Khaliza, kisah pengungsi Rohingya di Laut Andaman.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: 100 Tahun Gedung Bunga Rampai
Sementara Ririe Aiko dalam Mata Kecil yang Menangis menuliskan elegi pilu Engeline, gadis delapan tahun yang dibunuh ibu angkatnya. Puisi ini mencakar nurani: betapa sunyi jeritan anak yang tak terdengar dunia.