DECEMBER 9, 2022
Nasional

Anggota DPR RI Amelia Anggraini Minta Pemerintah Segera Antisipasi Penutupan Selat Hormuz oleh Iran

image
Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini. ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi

ORBITINDONESIA.COM - Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini meminta pemerintah segera mengambil langkah antisipasi yang konkret dalam menghadapi potensi krisis yang disebabkan penutupan Selat Hormuz oleh Iran.

Selat Hormuz, menurut Amelia Anggraini, adalah jalur pelayaran vital bagi pasokan energi global dan setiap gangguan di wilayah tersebut akan berdampak langsung pada stabilitas harga energi serta kelancaran rantai pasokan internasional, termasuk ke Indonesia.

"Indonesia harus menunjukkan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi dampak lanjutan dari dinamika kawasan Timur Tengah," kata Amelia Anggraini di Jakarta, Selasa, 24 Juni 2025.

Baca Juga: Diplomat: Iran Setuju Gencatan Senjata yang Diusulkan AS Setelah Pembicaraan yang Dimediasi Qatar

Menurut dia, kementerian yang perlu mengambil langkah antisipasi itu meliputi Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perdagangan, hingga Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Langkah yang perlu diambil mencakup pengamanan jalur alternatif distribusi, peningkatan cadangan strategis nasional, dan kerja sama dengan negara-negara mitra di ASEAN serta mitra global lainnya.

"Keputusan Parlemen Iran untuk menyetujui penutupan Selat Hormuz merupakan perkembangan geopolitik yang sangat serius dan patut menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia," kata legislator yang membidangi urusan internasional dan pertahanan tersebut.

Baca Juga: Iran dan Israel Sepakat Gencatan Senjata Mulai Selasa, Donald Trump: Tuhan Berkati Dunia

Dia mengatakan stabilitas nasional dan ketahanan energi tidak boleh terganggu oleh konflik regional yang semakin kompleks. Untuk itu, dia meminta agar isu tersebut segera menjadi perhatian dalam forum-forum internasional yang diikuti Indonesia, guna mendorong penyelesaian damai dan menjaga jalur pelayaran internasional tetap terbuka serta aman bagi semua negara.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin menjelaskan bahwa Selat Hormuz merupakan jalur strategis pengiriman minyak mentah yang menghubungkan Teluk Persia dengan pasar dunia. Setiap hari, menurut dia, ada sekitar 20-30 persen minyak mentah global melewati jalur ini.

Dia menyampaikan bahwa harga minyak mentah Brent naik dari 65 dolar AS per barrel di awal Juni menjadi 73 dolar AS di pertengahan Juni 2025. Jika Iran menutup selat tersebut, menurut dia, ada yang berspekulasi bahwa harga minyak mentah bisa naik di atas 90 dolar AS per barrel.

Baca Juga: Warga Amerika Gelar Unjuk Rasa Antiperang Pascaserangan Udara AS terhadap Situs Nuklir Iran

Sebagai negara importir minyak utama dari Timur Tengah, Indonesia diperkirakan akan terdampak dalam beberapa hal, antara lain pembengkakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada APBN, kenaikan harga BBM domestik, serta inflasi akibat tekanan terhadap daya beli masyarakat.

Selain itu, dia menilai Indonesia juga berpotensi mengalami hambatan pasokan energi lain, yaitu LPG yang diimpor dari Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) yang melewati Selat Hormuz.

"Peningkatan biaya logistik juga akan terjadi jika Indonesia harus mencari jalur alternatif untuk suplai energi,” kata purnawirawan Mayor Jenderal TNI itu.***

Halaman:

Berita Terkait