Mikrodrama Kian Populer di Indonesia, Apa Alasannya?
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Selasa, 20 Mei 2025 04:20 WIB

Menurut laporan dari firma analis dan konsultan independen yang berbasis di London, Omdia, lima aplikasi mikrodrama teratas di Asia memiliki total kumulatif 150 juta pengguna aktif bulanan (monthly active user/MAU) pada Februari 2025, sementara perusahaan-perusahaan yang berbasis di China melaporkan pertumbuhan signifikan dalam genre pada tahun lalu.
Mengutip data Sensor Tower, Omdia juga mendapati 20 persen dari aplikasi yang paling banyak diunduh pada 2025 di segmen hiburan adalah aplikasi yang menawarkan konten mikrodrama, di antaranya Dramabox, Shortmax, Micro Drama, Reelshort, dan Flickreels.
Merambah Indonesia
Baca Juga: Drama Musikal "MAR" Membawa Romansa dan Sejarah Dibalut Lagu Karya Maestro Ismail Marzuki
Indonesia juga tidak ketinggalan dalam tren mikrodrama ini. Beberapa platform lokal maupun internasional mulai memproduksi dan mendistribusikan mikrodrama untuk pasar Indonesia. IDN Media, misalnya, meluncurkan konten mikrodrama bernama NONTON di platform mereka sejak Maret 2025.
Sebagai platform mikrodrama pertama di tanah air, NONTON menghadirkan cerita yang relevan dengan keseharian masyarakat Indonesia. Selain durasinya yang pendek, keunikan mikrodrama ini disebut terletak pada narasi yang menggugah emosi dan mencerminkan dinamika kehidupan nyata.
Data dari Indonesia Millennial & Gen Z Report 2025 by IDN Research Institute menunjukkan 74 persen pencinta drama di Indonesia lebih menyukai konten yang menghibur, sementara 65 persen tetap mencari aspek informatif dalam konsumsi media mereka.
Baca Juga: Aktris Film Sha Ine Febriyanti Ungkap Pendorong Perempuan Diam Saat Sedang Marah
"Saya suka film silat kolosal dan juga film tentang drama rumah tangga karena terkadang kita bisa belajar tentang budaya atau perkembangan negara lain dari hal itu," kata Uki yang memiliki 14 aplikasi mikrodrama di ponselnya.
Selain itu, platform kreator seperti KaryaKarsa juga mulai mengembangkan konsep "Sinemini", yaitu mikrodrama adaptasi dari cerita populer di platform mereka. Data dari KaryaKarsa mengungkapkan format cerita bersambung yang dijual per episode, yang menjadi dasar dari banyak mikrodrama, memiliki pola konsumsi yang menarik.
Rata-rata pelanggan melakukan 4-6 transaksi per bulan dengan nilai transaksi yang kecil namun konsisten, dan banyak yang mengikuti cerita hingga ratusan episode. Hal ini menunjukkan adanya loyalitas dan ketertarikan yang tinggi terhadap format naratif yang disajikan dalam bagian-bagian singkat.
Baca Juga: Kapolri Listyo Sigit Prabowo: Film “Sayap-Sayap Patah 2” Edukasikan Bahaya Radikalisme
"Saat ini banyak aplikasi mikrodrama yang menawarkan film secara gratis dengan sistem imbalan. Pengguna diminta menonton iklan sebelum mendapatkan film yang ingin ditonton. Ada juga yang berbayar, dan itu masih terjangkau," ungkap Uki yang bisa menghabiskan waktu satu jam lebih setiap harinya untuk menonton mikrodrama.