Buku Wallace G. Smith yang Mengungkap Kelemahan Fatal Teori Evolusi Darwin, yang Sudah Seperti Dogma
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 13 Maret 2025 13:54 WIB

Wallace G. Smith. Evolution and Creation, What Both Sides Miss. Penerbit: Living Church of Gods, USA, 2024. Tebal: 89 halaman.
Buku Wallace G. Smith ini kritik terhadap teori evolusi Darwin, dan juga terhadap teori kreasionisme tentang asal usul manusia.
Wallace G. Smith menulis: Klaim utama teori evolusi: bahwa kekuatan yang tidak terarah, tidak cerdas, dan murni alami mengambil organisme primitif bersel tunggal dan mengubahnya dari waktu ke waktu menjadi kehidupan yang luar biasa berlimpah yang kita lihat di planet ini saat ini, dalam semua keanekaragaman dan kompleksitasnya yang gemilang.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Renungan dari Makam Newton dan Charles Darwin
Kita diharapkan untuk percaya bahwa kekuatan alam yang buta dimulai dengan makhluk mikroskopis seperti bakteri dan—dari makhluk itu—menciptakan paus biru, kelelawar, semak blackberry, kumbang, barakuda, dan manusia.
Faktanya, kita harus menganggap ini sebagai fakta yang mapan, di luar jangkauan pertanyaan atau keraguan. Tampaknya mustahil di permukaan. Tetapi para evolusionis memberi tahu kita bahwa itu bukannya tidak mungkin, tetapi tidak dapat dihindari. Itu sudah bisa diduga.
Dalam bukunya Climbing Mount Improbable, Richard Dawkins mengakui perbedaan besar yang kita lihat antara makhluk hidup, seperti bakteri dan paus biru, dan merancang metafora untuk membantu kita memahami bagaimana yang satu menjadi yang lain.
Baca Juga: Buku Scheltema tentang Mahakarya Peradaban dari Jawa yang Monumental
Metafora itu meminta kita untuk membayangkan sebuah gunung, dengan bakteri yang rendah di bawahnya dan paus biru yang luar biasa di puncaknya, jauh di atas. Jadi, evolusi hanyalah masalah perjalanan dari dasar gunung ke puncak.
Dawkins menjelaskan bahwa cara bakteri mencapai paus biru sama dengan cara seorang pendaki mencapai puncak gunung: bukan melalui lompatan raksasa, melainkan melalui pendakian yang lambat dan mantap. Sejengkal demi sejengkal, selama jutaan dan miliaran tahun, dengan mengambil langkah-langkah terkecil dan bertahap di lereng, puncak akhirnya tercapai.
Dengan cara yang sama, kita diberi tahu, makhluk bersel tunggal yang sederhana itu memang dapat menjadi penguasa lautan yang sangat besar dan kompleks—dengan mengakumulasikan jutaan perubahan kecil dan amat kecil selama miliaran tahun.
Baca Juga: Buku tentang Hubungan Nietzsche dan Islam, Pergulatan, Perjumpaan, dan Pertentangan
Puncak telah tercapai, kita diberi tahu, karena pendaki hanya perlu mengambil satu langkah kecil pada satu waktu. Metafora Dawkins terlihat indah dan sederhana. Namun kenyataan telah membuatnya tidak berdaya—sebuah kisah bagus yang dirusak oleh fakta.