Bulog: Ketersediaan Stok Beras Nasional Aman Hingga Akhir Ramadan 2025
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 02 Maret 2025 14:40 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Perum Bulog memastikan ketersediaan stok beras secara nasional dalam keadaan aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir Ramadan 2025, guna menjaga kestabilan pasokan dan menghindari kekurangan komoditas itu selama periode tersebut.
"Ketersediaan stok beras nasional dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya hingga akhir Ramadan 2025," kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 2 Maret 2025.
Suyamto menjelaskan, Bulog telah mempersiapkan segala langkah untuk memastikan pasokan beras tetap stabil selama bulan puasa, dengan stok yang cukup baik baik dari cadangan beras pemerintah (CBP) maupun hasil pembelian gabah dari petani domestik.
Baca Juga: Menko Zulkifli Hasan Ungkap Ada Rencana Impor Beras 1 Juta Ton untuk Cadangan Beras Pemerintah
“Untuk saat ini total stok beras yang dikuasai Perum Bulog kurang lebih sebanyak 1,9 juta ton,” ujar Suyamto.
Ia menambahkan, Bulog telah menetapkan target penyediaan stok yang mencakup periode hingga akhir Ramadan dan dengan perencanaan yang matang, masyarakat tidak perlu khawatir tentang kelangkaan pasokan beras.
Selain itu, dalam rangka menjaga kestabilan harga bahan pangan, Perum Bulog juga akan melaksanakan operasi pasar pangan murah di sejumlah daerah.
Baca Juga: Ketua MPR RI Ahmad Muzani: Tekad Presiden Prabowo Stop Impor Beras Terwujud Bila Stok Pangan Kuat
Kegiatan itu bertujuan untuk mengendalikan harga beras, gula, serta bahan pokok lainnya yang rentan mengalami lonjakan harga menjelang Ramadan dan hari raya.
Suyamto menyebut untuk menjaga harga beras tetap stabil selama Ramadan, Bulog akan melakukan stabilisasi harga di tingkat produsen maupun konsumen.
"Untuk beras kita melaksanakan stabilisasi di tingkat produsen, petani kita cek harganya. Di konsumen juga kita jaga harganya,” tuturnya.
Baca Juga: Sudarsono Hardjosoekarto: Bulog Targetkan Tidak Impor Beras pada 2025
Suyamto menambahkan bahwa operasi pasar pangan murah dilakukan di berbagai lokasi strategis, berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Pos Indonesia, ID Food dan BUMN terkait lainnya untuk memperluas jangkauan penyaluran bahan pangan ke masyarakat.
"Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat memperoleh bahan pokok dengan harga yang lebih stabil," ucapnya.
Selain mengelola ketersediaan stok dan menjaga kestabilan harga, lanjut dia, Perum Bulog juga mendapat penugasan dari pemerintah untuk menyerap gabah hasil panen petani dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional. Program penyerapan gabah ini bertujuan untuk memastikan pasokan beras tetap tercukupi serta memberikan harga yang adil bagi petani.
Baca Juga: Kementerian Pertanian Targetkan 2025 Tidak Impor Empat Komoditas Pangan, Termasuk Beras
Di tingkat petani, Bulog melakukan pengadaan dalam negeri secara garis besar memiliki dua tujuan, pertama pihaknya membeli gabah kering panen (GKP) sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yakni sebesar Rp6.500 per kilogram.
Tujuan pengadaan yang kedua, menurut Suyamto, adalah untuk memastikan bahwa Bulog memiliki Cadangan Beras Pemerintah (CBP), yang merupakan indikator utama untuk menilai apakah Indonesia sudah swasembada atau belum. Pengadaan ini penting karena berkaitan dengan jumlah cadangan beras yang ada di gudang Bulog.
"CBP sangat penting karena salah satu indikator utama apakah kita swasembada atau tidak, bagaimana atau berapa jumlah cadangan yang ada di gudang Bulog terkait dengan pengadaan,“ jelas Suyamto.
Baca Juga: Membangun Optimisme Keberlimpahan Produksi Beras Nasional
Dia juga mengimbau kepada para petani untuk memanfaatkan kesempatan itu dengan menjual gabah mereka langsung kepada Bulog yang akan memastikan harga yang stabil dan adil.
Ia menambahkan bahwa melalui program penyerapan gabah itu, Bulog berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga kestabilan harga beras di pasar.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa Bulog turun langsung ke sawah membeli kepada petani dengan harga Rp6.500 per kg.
"Dan kita olah di sarana-sarana pengelolaan kita juga untuk menambah kapasitas pengolahan kita juga kerjasama dengan mitra-mitra Bulog," kata dia,
Dia juga menegaskan komitmen Bulog untuk memastikan kelancaran distribusi bahan pangan dan menjaga stabilitas harga di seluruh Indonesia.
Ia meyakini bahwa melalui langkah-langkah ini, baik dalam hal pengelolaan stok beras, operasi pasar, dan penyerapan gabah, Bulog dapat mendukung kebijakan pemerintah dalam menciptakan ketahanan pangan yang kuat dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat serta petani.
Baca Juga: Kepolisian Jakarta Barat Tangkap Pelaku Penggelapan Beras Premium Milik Pengusaha Asal Palembang
“Melalui kerja sama antara Bulog, pemerintah, dan seluruh masyarakat, kami optimis dapat menjaga kestabilan pasokan dan harga bahan pangan, serta memberikan manfaat yang nyata kepada petani dan konsumen di seluruh Indonesia,” kata Suyamto.***